Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman Berkedok Tukang Parkir Bermunculan di Makassar

Kompas.com - 06/03/2018, 17:04 WIB
Hendra Cipto,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengeluhkan kelompok preman di gedung pemerintahan, fasilitas umum, dan fasilitas sosial. Mereka menarik retribusi liar dengan seenaknya. 

Dari pantauan Kompas.com di gedung Celebes Convention Center (CCC) yang terletak di Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, kelompok preman menarik uang retribusi. Sejumlah pengunjung CCC terlihat kesal saat meninggalkan area gedung karena dipalak preman.

"Kenapa kembali banyak preman ini. Masa kita mau masuk ke dalam, setiap motor ditarik biaya Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Sedangkan mobil diminta bayar Rp 15.000 hingga 20.000," ujar Fahrullah, pengunjung CCC yang pergi dengan kesal setelah diusir preman, Selasa (6/3/2018). 

"Mana pemerintah ini dan aparat kepolisian, kenapa dibiarkan kondisi ini terjadi," tambahnya.

(Baca juga : Parkir Liar Dilihat Wali Kota Jakbar, Dishub Baru Gerak Razia Kendaraan )

Begitupun dengan tarif parkiran di sekitar Pantai Losari. Preman-preman memasang tarif parkir sendiri seperti yang terjadi di Gedung CCC. Jika warga tidak membayar tarif parkir di depan, kendaraan disuruh pergi dengan aksi kekerasan.

Padahal, preman-preman itu menjadikan tepi jalan di sekitar Pantal Losari sebagai area parkirnya.

Di sejumlah ruas jalan sekitar pusat perbelanjaan atau mall juga dikuasi preman. Preman menjadikan tepi jalan sebagai area parkir dan menarik retribusi liar. Motor ditarik Rp 5.000 hingga Rp 10.000 dan mobil Rp 15.000 hingga 20.000.

Preman ini berkedok tukang parkir. Mereka tidak mengenakan rompi maupun kartu pengenal sebagai tukang parkir. Bahkan mereka tak membawa karcis parkir. Pemkot Makassar sendiri sudah menentukan tarif parkir resmi yakni Rp 2.000 untuk motor dan Rp 3.000 bagi mobil.

(Baca juga : Viral, Video Anggota Polres Sigi Boncengkan Jenazah)

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Makassar, Syamsul Rizal mengaku, kini banyak preman berkedok tukang parkir di Makassar. Ia berjanji akan menyelesaikan persoalan preman ini dengan instansi terkait.

"Kami baru tau itu, banyak lagi preman berkedok tukang parkir. Kami akan segera koordinasikan dengan instansi terkait," tutur Syamsul Rizal yang akrab disapa Daeng Ical ini.

Bahkan baru-baru ini, terjadi pungutan retribusi parkir liar di Sekolah Perpolisian Negara (SPN) Batua saat pelantikan ribuan Bantara. Pungutan liar ini ramai diperbincangkan di media sosial hingga diketahui Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Umar Septono.

Ia lalu menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas pungutan liar di SPN Batua. "Ini SPN Batua milik Kepolisian dan tidak ada pungutan. Saya minta maaf kepada masyarakat terkait adanya pungutan liar itu. Nanti saya luruskan, saya suruh selidiki dulu," singkatnya. 

Kompas TV Tak terima kendaraanya diderek petugas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat pemilik mobil protes dan sempat adu mulut dengan petugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com