Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Diduga Tewas Dicekoki Air dari Selang oleh Anak Kandung dan Menantu

Kompas.com - 06/03/2018, 06:50 WIB
Slamet Widodo,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com — Seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ditemukan tewas dibunuh, Senin (5/3/2018).

Tuminem (50) diduga tewas di tangan lima anggota keluarganya sendiri. Kelimanya telah diamankan dan diperiksa atas dugaan turut serta dalam kasus penganiayaan yang berujung kematian.

“Betul ada penganiayaan yang dilakukan oleh beberapa orang yang masih ada ikatan keluarga dengan korban,” ucap Kasatreskrim Polres Trenggalek AKP Sumi Andhana, Senin.

“Salah satu dari pelaku merupakan anak kandung korban, lainnya masih ada ikatan keluarga, yakni menantu dan iparnya. Penganiayaan ini dilakukan secara sadis,” tambah Sumi.

Tuminem diduga telah dianiaya secara sadis dengan cara dicekoki air melalui selang.

(Baca juga: Viral, Video Pengantin Wanita Pingsan setelah Dipeluk Mantan Pacar)

Kejadian ini terungkap setelah jajaran Polsek Bendungan mendapat laporan dari warga bahwa ada seorang ibu yang meninggal karena tersedak air.

Melihat kematian yang tidak wajar, aparat Polres Trenggalek melakukan otopsi terhadap jenazah korban di RSUD Dokter Soedomo Trenggalek dengan mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri, Jawa Timur.

“Pada Minggu sore (4/3/2018), kami menerima laporan dari masyarakat dan karena korban meninggal dunia tidak wajar, maka kami bawa ke rumah sakit untuk menjalani otopsi,” kata Sumi.

Berdasarkan hasil otopsi, kematian korban terindikasi tidak wajar. Tim menemukan saluran udara tertutup air dan terdapat tanda kekerasan pada mulut dan hidung. Bahkan, rongga paru-paru dan rongga dada terisi oleh cairan air sehingga korban mati lemas.

“Ada beberapa luka tanda kekerasan di mulut dan hidung, serta terisi air di beberapa bagian organ dalam tubuh korban meninggal dunia,” ujar Sumi.

(Baca juga: Viral di Medsos, Video Anggota Polres Sigi Boncengkan Jenazah)

Tim penyidik Satreskrim Polres Trenggalek saat ini masih memeriksa sejumlah saksi dan kelima terduga pelaku. Belum diketahui motif penganiayaan yang mengakibatkan kematian ini.

“Kami masih melakukan penyelidikan secara mendalam. Pelaku saat ini masih belum bisa memberi keterangan secara detail karena masih terlihat syok,” tutur Sumi.

“Ada sebanyak sekitar 10 saksi yang kami periksa. Namun, dugaan kuat yang berpotensi menjadi tersangka sebanyak lima orang yang masih ada ikatan keluarga dengan korban,” tambahnya.

Salah satu tetangga korban yang ikut dalam proses otopsi menuturkan, mereka hanya mendengar kabar bahwa di salah satu keluarga korban ada yang kesurupan. Namun, tidak lama kemudian terdengar kabar bahwa ada salah satu dari keluarga ini yang meninggal dunia.

“Saya melihat mereka sudah melakukan penganiayaan terhadap korban. Namun, warga tidak berani mendekat karena lagi mengamuk. Ketika polisi dan dari anggota koramil tiba, korban sudah meninggal dan mereka (kelima pelaku) masih kesurupan,” tutur tetangga korban.

Dari olah TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa selang air. Selain itu, polisi juga akan melibatkan psikiater untuk memperlancar penyelidikan karena para pelaku masih terlihat syok.

 

Kompas TV Pelaku mengaku perbuatannya telah dilakukan sejak menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com