Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjumpaan Dedi Mulyadi dengan Anak Tunanetra yang Mencari Ayahnya

Kompas.com - 03/03/2018, 22:32 WIB
Irwan Nugraha,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Eka (24), warga Desa Sukaraya, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, sejak kecil tidak bisa melihat atau menderita tunanetra. Kedua matanya mengalami luka yang mengakibatkan saraf matanya tidak berfungsi sejak dia masih kecil.

Terlepas dari kekurangannya itu, pemuda tersebut sangat pandai bermain gitar. Dia mengaku diajarkan oleh tetangganya melalui media sosial Youtube.

"Alhamdulillah diajarkan dari Youtube. Pakai hape sedikit-sedikit pencet bisa," kata Eka, Sabtu (3/3/2018).

Secara kebetulan, Eka bertemu dengan calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat sedang melakukan blusukan bertemu warga di desanya.

Mengetahui keberadaan mantan Bupati Purwakarta itu, Eka pun ingin bertemu dan menghampiri Dedi Mulyadi sembari membawa gitar miliknya.

Ternyata, dia bertekad untuk menanyakan ayahnya asal Purwakarta yang telah empat tahun dicarinya. "Saya dengar ada Pak Dedi, Bupati Purwakarta. Saya ingin bertemu dan menanyakan ayah saya yang sudah lama dicari, ayah saya orang Purwakarta," ujar dia.

Baca juga: Ada Produksi Alkes di Sukabumi, Dedi Mulyadi Optimistis Bangun Banyak RS di Jabar

Saat bertemu, Eka menceritakan bahwa semenjak orangtuanya bercerai, dia sudah tak bertemu ayahnya lagi. Dia mengaku rindu kepada ayahnya selama ini. Hal itu pun diakui Empat (65), ibunya yang berada di sampingnya.

Empat mengatakan, mantan suaminya itu warga Desa Pasawahan Tengah, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Desa tersebut berbatasan langsung dengan desa tempat Dedi Mulyadi tinggal, yakni Desa Sawah Kulon, di kecamatan yang sama.

"Sama orang Purwakarta, makanya anak saya tadi minta menanyakan ke bapak yang Bupati Purwakarta," ungkapnya.

Selama ini, kata Empat, Sulaeman tidak pernah menengok anaknya. Padahal, kondisi Eka yang tunanetra sangat membutuhkan pendampingan. Saat menjadi suaminya pun, Sulaeman diketahui tidak pernah mengusahakan anaknya tersebut.

"Ah suka malas. Saya ini dagang sedikit-sedikit, tapi kalau dapat laba langsung dia ambil. Sehari-hari diam terus di rumah, enggak mau bekerja. Karena itu, terpaksa kami bercerai," ucapnya.

Baca juga: Jika Terpilih, Dedi Mulyadi Siap Bangun Jalan Tol Selatan Bogor-Pangandaran

Mendengar curhat tersebut, Dedi Mulyadi berjanji untuk mempertemukan Eka dengan sang ayah. Dia meminta izin berkeliling dulu di desa tersebut untuk kembali ke rumah Eka dan menjemputnya. Bersamanya, Eka akan dibawa ke Purwakarta.

"Saya keliling dulu sebentar. Setelah itu, saya jemput Eka dan ibu ke sini untuk bertemu Pak Sulaeman. Biar nanti menginap saja dulu di rumah saya. Nanti, biar saya cari Pak Sulaeman ke desanya," kata Dedi.

Menurut Dedi, walaupun orang tua sudah berpisah, anak dan orang tua termasuk ayahnya tidak boleh terpisah. Dia merasa kagum kepada pemuda tunanetra tersebut.

"Eka diberikan kelebihan oleh Allah SWT dengan membuka mata batinnya yang tajam. Saya pun memetik pelajaran dari Eka, segala sesuatu selalu memakai nurani dan nilai kemanusiaan untuk segala sesuatunya," tutur Dedi.

Kompas TV Ia disambut ratusan warga yang mengajak bersalaman dan berfoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com