PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan wayang kulit dengan wajah tokoh yang berbeda-beda dibiarkan tersimpan dalam empat kotak kayu berwarna hitam berukuran kurang lebih panjang 3 meter di rumah Kosala Mahinda di Dusun Candi Utara, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Wayang-wayang itu jarang tersentuh karena tak ada pementasan. Hanya abu tebal menyelimuti tubuh kotak itu.
Ada beberapa buah wayang yang ditempatkan berbeda. Bahkan terbilang khusus dalam kotak-kotak kecil.
Wayang itu istimewa karena usianya sudah ratusan tahun. Tidak sembarangan menggunakan wayang itu. Bahkan diperlihatkan wujudnya saja, pemiliknya enggan.
(Baca juga: Sang Pelestari Wayang Kancil Itu Kini Telah Tiada)
Wayang istimewa itu hanya digunakan dalam pementasan istimewa pula. Wayang itu disebut pernah dikeluarkan pada saat pementasan di Keraton Yogyakarta.
"Wayang yang usianya ratusan tahun itu pernah saya tampilkan di hadapan Pangeran Hamengkubowono Yogyakarta. Luar biasa sambutan dulu di keraton," ungkap Kosala saat ditemui, Rabu (28/2/2018).
Untuk pementasan yang lain, Kosala hanya mengeluarkan wayang-wayang biasa, seperti saat latihan atau pementasan di Madura.
Pria yang juga penjaga Vihara Avalokitesvara ini menilai kondisi dunia wayang di Madura sudah memprihatinkan.
Selain karena jarang ada pementasan, generasi pewayang atau dalang yang bisa berbahasa Madura, sudah tidak ada penerusnya lagi. Kosala sendiri hanya gemar mengoleksi ratusan tokoh wayang. Selebihnya, orang lain yang memainkannya.
"Dalangnya sudah tua semua. Pemain musik gamelan pengiring wayang, juga sudah banyak yang tua," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.