Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Keindahan Batik Langgeng Kendal

Kompas.com - 02/03/2018, 08:03 WIB
Slamet Priyatin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Sulasmi (47), merupakan salah satu perajin batik asal Kendal, Jawa Tengah, yang masih bertahan.

Sehari-hari ia dibantu suaminya, Sugeng (50). Mereka terus membatik, tanpa berpikir apakah batiknya akan laku atau tidak. Karena bagi Sulasmi, membatik adalah hobi yang tidak bisa ditinggalkan.

“Kalau tidak membatik dalam sehari, seperti ada yang kurang dalam hidup saya,” ujar Sulasmi, Kamis (1/3/2018).

Warga RT 01 RW 01 Pegulon Kendal tersebut mengatakan, membatik memerlukan ketelitian dan kesabaran. Selain supaya hasilnya baik, hal itu juga untuk memuaskan konsumen.

“Kalau ada bercak atau coretan yang mengganggu, tetap akan kami ulang," tuturnya.

(Baca juga : Bekraf Siap Bawa Perajin Batik Batang Go International )

Ia memberi nama Langgeng pada batiknya. Nama itu berarti Lasmi dan Sugeng. Tapi, bisa juga diartikan awet atau bertahan lama.

“Itu harapan kami,”akunya.

Lulusan Fisip Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang itu serius menekuni usaha batik sejak tahun 2013. Saat itu, Kabupaten Kendal sedang mulai menggalakan batik Kendal.

“Awalnya hanya hobi, membatik untuk mengisi waktu luang. Tapi karena dorongan suami, akhirnya kami serius," tuturnya.

Namun untuk menjadi perajin batik, bukanlah hal mudah. Ibu tiga anak ini harus melalui jalan berliku, karena banyak pabrik yang sudah memproduksi kain batik. Walaupun sebenarnya, yang diproduksi pabrik bukanlah batik tulis. 

“Harga batik pengeluaran (produksi) pabrik lebih murah," ucapnya.

(Baca juga : Hadapi MEA, Perajin Batik di Jember Siapkan Strategi Pemasaran )

Menurut Sulasmi, sebagai seorang perajin batik, ia harus terus berinovasi dan mempunyai produk unggulan. Produk batik unggulannya tahun ini adalah batik mouri baru. Batik mouri baru ini memadukan tradisional dengan teknik si bori atau pewarnaan.

“Model ini sangat disukai pecinta batik. Terbukti, saat saya ikut pameran di Semarang, banyak yang beli," akunya.

Harga batik milik Sulasmi, cukup beragam. Mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 400.000. Batik produksinya, sambung Sulasmi, baru di pasarkan di Jawa dan Lampung.

Untuk memasarkannya, ia manfaatkan teknologi, dengan cara online. Selain itu, ia mengikuti pameran yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kendal.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com