Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kasus Dosen Penyebar Hoaks, Anggota Muslim Cyber Army yang Tertutup

Kompas.com - 01/03/2018, 09:28 WIB
Wijaya Kusuma,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Agie Permadi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Kompas TV TAW ditangkap karena mengarang berita pembunuhan juru adzan di Majalengka.

Pihak UII tidak menampiknya. Namun, Tara disebut bukanlah dosen tetap.

Direktur Humas Universitas Islam Indonesia (UII) Karina Utami Dewi mengatakan, Tara diperbantukan untuk mengajar mata kuliah Bahasa Inggris sejak tahun 2005. Sempat vakum, lalu aktif lagi pada tahun 2014.

"Memang diperbantukan untuk mengajar mata kuliah Bahasa Inggris. Aktivitasnya, selesai jam mengajar langsung pulang karena statusnya dosen tidak tetap," ujarnya, Rabu.

(Baca selengkapnya: Wanita Penyebar Hoaks Disebut Bukan Dosen Tetap di UII)

Pada semester ini, lanjut Karina, Tara masih memiliki jam mengajar. Namun, setelah terjerat kasus dan ditangkap pihak berwajib, Tara tidak akan diperbantukan lagi.

Karina juga menegaskan bahwa perbuatan Tara tidak berkaitan dengan institusi UII.

"Yang ingin kami sampaikan bahwa perbuatan atau sikap individu tidak kaitannya dengan UII sebagai institusi. Kami serahkan ke pihak yang berwenang untuk proses hukumnya," tuturnya.

Pribadi tertutup

Sementara itu, di kalangan warga tempat tinggal Tara di Dusun Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, dia dikenal sebagai pribadi yang tertutup.

Surono (50), tetangganya, mengaku belum mendengar informasi tentang penangkapan TAW hingga kemarin, Rabu. Namun menurut Surono, Tara juga belum pulang ke rumah sejak pekan lalu.

Tara, lanjut dia, dikenal jarang bergaul dengan masyarakat. Namun Surono tahu bahwa Tara sudah bercerai dengan suaminya dan memiliki empat orang anak.

"Tertutup orangnya, jarang sekali berkumpul dengan warga. Dulu ada warga yang meninggal juga tidak melayat," ujarnya.  

(Baca selengkapnya: Dosen Wanita Penyebar Hoaks Dikenal sebagai Pribadi Tertutup)

Dia mengaku tahu bahwa Tara bekerja mengajar bahasa Inggris, tetapi tidak tahu persis tempatnya mengajar.
"Pagi-pagi itu sudah berangkat kerja, sedangkan pulang ya kadang sore atau malam. Kerjanya itu, kalau tidak salah ngajar bahasa Inggris, tapi saya tidak tahu di mana," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dukuh Krajan Arifin Nur Hamzah mengatakan, Tara tinggal di Dusun Krajan, Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, bersama anaknya.

"Aslinya Jakarta, di sini tinggal bersama anaknya. Dulu masih sesakali berkumpul dengan warga, sebelum bercerai. Mungkin karena sibuk, Bu Tara jarang kumpul dengan warga," tuturnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com