Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Jabar: Berita Penganiayaan Marbut Masjid di Garut adalah Hoaks

Kompas.com - 28/02/2018, 21:21 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

BANDUNG, KOMPAS.com — Polisi mengatakan, berita penganiayaan seorang marbut (penjaga masjid) di Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, merupakan berita bohong atau hoaks. Hal tersebut diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana.

"Itu berita hoaks, korban mengakui bahwasanya peristiwa tersebut merupakan rekayasa dari korban itu sendiri," kata Umar melalui pesan singkatnya, Rabu (28/2/2018).

Dia menjelaskan, berita hoaks ini sempat diunggah oleh beberapa netizen di media sosial dan menjadi viral dan ramai dibahas. Polisi pun mendapatkan laporan bahwa peristiwa rekayasa tersebut terjadi pada Rabu (28/2/2018) sekitar pukul 04.20 WIB.

Laporan itu berisi adanya dugaan penyerangan terhadap korban berinisial UR, marbut di Masjid Besar Al-Istiqomah Jalan Kaum Tengah, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut.

Baca juga: Uang Pesangon Habis, Pria Ini Curi Kotak Amal Masjid di Beberapa Kota

Adapun peristiwa rekayasa ini terjadi pertama kali diketahui oleh saksi Agus dan istrinya, Dedeh, yang akan melaksanakan shalat Subuh di Masjid Agung Istiqomah pada pukul 04.20 WIB.

Saat membuka pintu, masjid masih dalam keadaan gelap. Dedeh kemudian menyalakan lampu dan melihat korban UR (marbut) dengan keadaan tangan terikat oleh mukena, mulut sudah tertutup oleh sorban, kaki terikat mukena dan kopiah sobek, serta kursi kayu dalam keadaan patah.

Melihat hal tersebut, saksi bersama warga masyarakat membawa korban ke Puskesmas Pameungpeuk.

Polisi yang mendapatkan laporan tersebut kemudian mendatangi lokasi dugaan penganiayaan itu. Sekitar pukul 11.45 WIB, polisi langsung melakukan pra-rekontruksi di tempat kejadian perkara (TKP). Hasilnya, tidak ditemukan luka pada tubuh marbut tersebut.

"Pengakuan korban (marbut) mengaku dibacok oleh pelaku sebanyak lima orang, tapi tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada tubuh korban," ujarnya.

Baca juga: Lansia hingga Marbut Bisa Naik Transjakarta Gratis, Begini Caranya...

Tak hanya itu, menurut Umar, pada jam tersebut, yakni 04.20 WIB, Polsek Pameungpeuk melakukan patroli ke TKP dan tidak ditemukan orang di sekitar masjid atau suara dari dalam masjid itu.

"Tidak ada saksi yang melihat langsung kejadian tersebut," ujar Umar. Bahkan, di lokasi pun tidak ditemukan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

"Pada baju ditemukan robekan dengan sengaja, bukan akibat dari benda tajam (golok)," ungkapnya.

Polisi akhirnya melakukan pemeriksaan terhadap korban UR, dengan hasil bahwa UR mengakui peristiwa tersebut merupakan rekayasa yang dilakukannya. Motif dari rekayasa itu dilatarbelakangi masalah ekonomi. UR sebagai marbut merasa tidak diperhatikan.

"Dari fakta-fakta disimpulkan sementara bahwa kejadian tersebut adalah rekayasa korban yang meminta diperhatikan sisi ekonominya dengan penghasilan Rp 125.000 per bulan. Sementara motif yang lain atau auktor intelektualnya masih didalami penyidik," ucapnya.

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Malam berikut ini!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com