Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Difabel Pengemudi Ojek "Online", Berharap Temukan Kakak dan 2 Adiknya (5)

Kompas.com - 28/02/2018, 07:00 WIB
Hendra Cipto,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Dibuang di bandara

Andika mengaku, perpisahan dengan kakaknya terjadi saat dia berusia 5 tahun. Setelah kedua orangtuanya telah tiada, Andika dibawa oleh kakaknya dari Jawa ke Makassar. Dia ditinggalkan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

"Kedua orangtuaku sudah meninggal di Jawa, lalu saya dibawa oleh kakak ke Makassar. Saya ditinggal di bandara oleh kakak yang saya tidak tahu lagi keberadaannya di mana dan bagaimana dia. Waktu itu saya ingatnya, kakakku mau cari minum dan tidak kembali-kembali," kata Andika.

Setelah ditinggal di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Andika kecil pun menangis hingga ditemukan oleh seorang petugas kebersihan.

Petugas bandara pun berulang kali mengumumkan adanya penemuan bocah Andika yang telantar, tetapi sang kakak tak kunjung datang.

"Di situlah saya dibawa pulang oleh petugas kebersihan bandara yang sempat menjadi orangtua angkatku di usia 5 tahun. Saya pun diasuh hingga bisa membaca dan menulis di bangku sekolah dasar," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, ada sesuatu yang membuat Andika tidak betah di rumah bapak asuhnya itu. Dia memilih meninggalkan rumah dan mengemis di jalanan. Selama itu, Andika yang masih berusia anak-anak hidup sendiri dan tidur di halte bus.

"Sempat bapak angkatku itu mencari saya dan menemukanku. Saya pun dibawa pulang kembali ke rumah dan kembali disekolahkan. Hingga suatu ketika, bapak angkatku itu meninggal dunia. Saya pun harus pergi kembali karena situasinya sudah berbeda. Saya dianggap sebagai anak pembawa sial oleh istri dan anak-anak bapak angkatku," tutur Andika.

Pada usia 11 tahun, Andika pun berjuang hidup dengan mengamen. Dia sehari-hari bernyanyi di Benteng Fort Rotterdam di Jalan Pasar Ikan, Makassar.

Saat dia bernyanyi, ada seseorang yang menawarkan diri untuk mengasuhnya. Dia pun diajak tinggal di rumah orang itu di Kabupaten Gowa.

Namun sifat Andika yang tidak mau menjadi beban orang lain, akhirnya membuat dia jarang pulang ke rumah. Hanya sesekali Andika menjenguk orang yang sudah dia anggap sebagai orangtuanya itu.

"Saya tidak mau membebani orang, makanya saya jarang pulang. Biar pun saya sudah diangkat sebagai keluarga di rumah itu. Orangtua angkatku yang kedua itu masih ada, masih biasa saya berkunjung ke rumahnya. Sampai saya juga sudah menikah, saya sebulan sekali menyempatkan mengunjunginya," katanya.

TAMAT

 

Kompas TV Meisa Prita, sosok yang manjadi viral di sosial media karena aksi baiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com