Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerukunan Umat Empat Agama di Vihara Avalokitesvara Pamekasan

Kompas.com - 26/02/2018, 10:25 WIB
Taufiqurrahman,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Tak terasa sudah 10 tahun, Kosala Mahinda, menjadi penjaga empat tempat ibadah berbeda di Dusun Candi Utara, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan.

Tugas itu merupakan warisan kedua orangtuanya yang sudah meninggal. Sejak menggantikan orangtuanya, Kosala—panggilan Kosala Mahainda—tidak hanya merawat, tetapi juga merenovasi semua tempat ibadah, menatanya, agar keberadaan tempat ibadah tetap eksis.

Empat tempat ibadah itu yakni Musala untuk umat Muslim, Pura untuk umat Hindu, Lithang untuk umat Konghucu, Dhammasala untuk umat Buddha. Keempatnya menyatu dalam satu lokasi dan sama-sama berdiri megah.

Hanya saja, antara bangunan musala dan tiga tempat ibadah lainnya, dibatasi pagar. Dari luar pagar, tampak dua bangunan pagoda kembar menjulang yang dibangun pada 2010 lalu.

(Baca juga : Indonesia Mini di Kampus Toleransi Salatiga )

Kosala menceritakan, umat agama yang ada di dalam kompleks Vihara Avalokitesvara, tidak pernah bergesekan dan ketersinggungan paham keagamaan.

Bukan hanya saat ini tapi sejak tiga abad lebih, sebelum arca Dewi Kwan Im dan beberapa patung stupa ditemukan di Desa Polagan. 

“Umat muslim dan lainnya di vihara sudah damai sejak dulu ketika arca Dewi Kwan Im ditemukan pertama kali pada abad 14 masehi oleh petani di sekitar vihara ini,” kata Kosala saat ditemui Kompas.com, Rabu (21/2/2018).

Kedamaian itu terus dirajut antar pemeluk agama di dalam dan di luar vihara. Salah satu caranya, menggunakan media kesenian dan kebudayaan serta berbagi kebahagiaan di hari-hari besar keagamaan.

Sewaktu-waktu, warga sekitar vihara dan pengelola vihara menggelar pementasan wayang berbahasa Madura. Pementasan wayang kadang sampai larut malam.

(Baca juga : Suara Toleransi dari Masjid Baabut Taubah Bekasi yang Viral di Media Sosial )

“Kalau sudah ada pentas wayang, masyarakat langsung guyub datang ke vihara untuk menonton. Kebetulan dalangnya juga warga sekitar. Saya menyiapkan kelengkapan pementasan wayang termasuk wayangnya sendiri,” ujar Kosala.

Selain pementasan kebudayaan, saat momentum hari raya Imlek, umat Konghucu bagi-bagi angpao kepada masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berbondong-bondong datang ke vihara untuk silaturahim dan menerima angpao.

“Pokoknya kalau sudah hari raya, semuanya senang karena saling silaturrahim,” imbuh Kosala.

Sebaliknya, ketika hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, umat muslim saling berbagi makanan kepada penghuni vihara. Umat muslim saling bergantian memberi makanan.

“Kalau hari raya, yang beragama Islam mengantarkan makanan ke vihara,” ungkap Novem, karyawan vihara yang beragama Islam.

Novem dan beberapa rekannya sesama muslim di vhara, tak pernah merasa risih dengan bunyi-bunyian dan puja-pujaan di dalam vihara. Ketika sudah waktunya salat lima waktu, langsung mengerjakan di musala yang ada di dalam vihara.

“Kalau sudah adzan berkumandang, kami yang muslim solat di dalam komplek vihara yang sudah ada musalanya,” ujar Novem.

(Baca juga : Rumah Toleransi, Tempat Singgah Umat Hindu Bali di Banyuwangi )

Toleransi agama semacam ini, bagi masyarakat Dusun Candi tak ingin ternodai dengan aksi-aksi intoleransi yang sedang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Sepanjang sejarah berdirinya vihara, belum pernah ada peristiwa intoleransi meskipun banyak agama di dalamnya.

“Intoleransi di Indonesia saat ini karena sempitnya pemikiran. Jangan sampai hal itu terjadi di vihara ini,” ungkap Kosala Mahinda. 

Kompas TV Sejumlah warga memadati jalanan di sekitar Pasar Gede yang ditutup untuk kendaraan, untuk menikmati berbagai hiburan yang ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com