Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Surga Ini, Air Sungai Citarum Berasal

Kompas.com - 26/02/2018, 07:59 WIB
Putra Prima Perdana,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Menurut cerita turun temurun pula, Atep mengatakan, mata air Citarum dan Cisanti dilambangkan sebagai dua sejoli. Mata air Citarum dilambangkan sebagai laki-laki dan mata air Cisanti dilambangkan sebagai perempuan.

“Kalau kayu yang di tengah itu runtuh tahun 1974. Kayu ini jadi pembatas antara mata air laki-laki dan perempuan,” tutur Atep.

Mata air Citarum dan Cisanti terbilang sudah sangat tua. Menurut Atep, beberapa ahli sejarah yang pernah melakukan penelitian menyebutkan, mata air yang bersumber dari hutan di Gunung Wayang tersebut sudah ada sejak 12 juta tahun silam.

“Dua mata air ini memang yang paling besar. Tapi lima mata air lain juga keluarnya (air) masih bagus. Mau musim kemarau atau musim hujan (air yang yang keluar) tetap stabil,” tuturnya.

Untuk pemeliharaan kolam mata air Citarum dan Cisanti, menurut Atep, tidaklah sulit. Setiap hari, dia hanya mengangkat daun-daun yang jatuh ke atas air kolam super jernih tersebut.

Wisata sejarah

Meski terkesan keramat, siapa saja boleh berkunjung dan nyemplung ke kolam ini. Pasalnya, pengelola Situ Cisanti telah menetapkan mata air Citarum dan Cisanti sebagai lokasi wisata umum.

Namun, ada aturan-aturan yang perlu diperhatikan agar menjaga kelestarian dan kebersihan kolam mata air. Saat masuk ke dalam lokasi khusus, pengunjung diminta untuk membuka alas kaki.

“Kalau mau mandi dilarang pakai sampo dan sabun. Yang lagi haid juga tidak boleh masuk. Kemudian kembali lagi kepada sopan santun, tidak boleh sembarangan bicara di sini,” ungkapnya.

Kompas.com berkesempatan mencoba masuk ke dalam kolam. Meski hanya sebatas kaki sampai betis di pinggiran kolam yang jernihnya minta ampun, rasa rileks perlahan menyelimuti. Rimbunnya pepohonan membuat penat di kepala buyar seketika.

Atep juga mempersilakan untuk mencoba meminum air yang keluar membuih dari dasar kolam. Rasanya dingin dan segar. Air yang masuk ke dalam mulut pun terasa manis di lidah.

Rasa manis dan segar di hulu menyatakan bahwa masih ada harapan untuk bisa mengubah predikat Sungai Citarum yang buruk....

 

 

Kompas TV Ratusan rumah di Kabupaten Bandung, terendam banjir, akibat luapan Sungai Citarum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com