Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Dog-Meat Free Indonesia Kampanye Melawan Bisnis Daging Anjing di Solo

Kompas.com - 25/02/2018, 16:35 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Koalisi Dog Meat-Free Indonesia (DMFI) yang terdiri dari organisasi perlindungan hewan dari Indonesia dan dunia bersama sahabat anjing Surakarta melakukan kampanye bersama melawan bisnis perdagangan daging anjing di Indonesia.

Kampanye itu mereka suarakan dalam acara car free day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/2/2018).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kampanye melawan bisnis perdagangan daging anjing dimulai star dari Koridor Ngarsopuro berjalan menuju pertigaan Sriwedari atau sekitar 2 kilometer. Mereka menyuarakan agar masyarakat tidak memakan daging anjing. Mereka juga membawa poster berbunyi "Jadilah bagian dalam kampanye kami, dan bersama kami kita akhiri kekejaman ini".

Koordinator DMFI, Fredy Irawan mengatakan, kampanye tersebut merupakan simbol dan bentuk aksi penyadaran kepada masyarakat tentang kekejaman di balik perdagangan daging anjing dan permasalahan kesehatan yang akan muncul dari konsumsi anjing.

Baca juga : Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar sampai Piring Makan (3)

Aksinya itu, lanjut dia, juga sebagai protes kepada pemerintah karena masih menganggap kekejaman satwa yang terjadi di Indonesia adalah hal yang biasa.

"Dan, sebagai desakan akan bahaya kesehatan yang mengancam masyarakat dari penjual daging anjing ini," kata Fredy di Solo, Jawa Tengah, Minggu.

Selain di Solo, kata Fredy, kampanye ini juga digelar secara serentak di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta.

Koalisi Dog-Meat Free Indonesia terdiri dari Jakarta Friends Aid Netwaork (JAAN), Change for Animals Foundation (CFAF) dan Humane Society Intenational (HSI).

Fredy menyatakan prihatin dengan fenomena perdagangan daging anjing. Dia menilai, masyarakat yang mengonsumsi daging anjing hanya memikirkan mitos bahwa dengan memakan daging anjing akan meningkatkan "kejantanan". Padahal itu hanyalah bentuk kebohongan.

"Makanya saya ingin meluruskan itu. Terus terang saya dahulu pernah mengonsumsi daging anjing dan mitos (kejantanan) itu enggak benar. Setelah saya tobat (berhenti makan daging anjing) bahwa daging anjing meskipun sehat bisa menularkan penyakit rabies," jelas dia.

Baca juga : Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar hingga Piring Makan (2)

Selama ini, kata Fredy, yang diketahui masyarakat soal rabies itu adalah menular dari anjing ke anjing. Padahal, penyakit rabies ini bisa menular dari orang ke orang lain. Kasus ini, menurut Fredy, pernah terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pernah ada dokter menangani kasus rabies. Sudah memakai pakaian lengkap. Namun karena muntahan pasien sehingga ikut tertular penyakit rabies ini. Karena rabies menular dari air liur orang yang terkena rabies," beber dia.

Baca juga : Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar hingga Piring Makan (1)

Lebih jauh, melalui aksinya itu masyarakat di Solo bisa mengetahui tentang bahaya penyakit rabies. Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf dan otak. Ditularkan tidak dari anjing ke anjing, tetapi bisa melalui orang yang terkena rabies.

Kompas TV Pemasukan negara dari sektor pariwisata terancam berkurang setelah muncul kasus konsumsi daging anjing di Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com