Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mini di "Kampus Toleransi" Salatiga

Kompas.com - 24/02/2018, 23:10 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Heru Margianto

Tim Redaksi


SALATIGA, KOMPAS.com - Kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) adalah potret Indonesia mini. Seperti apakah wajah masyarakat Indonesia? Bhineka. Beragam suku, bangsa, dan agamanya.

Maka, siapapun yang menihilkan keragaman ini, berarti menihilkan Indonesia. Di UKSW keragaman Indonesia dipelihara dan dikembangkan. 

Meski dikelola oleh yayasan kristen, UKSW adalah rumah bagi mahasiwa dari segala suku dan agama. Mahasiswi mengenakan hijab jamak terlihat berlalu lalang di kampus ini.

Indah Puji Astuti (21), salah seorang mahasiswi UKSW, menuturkan, pihak kampus tidak pernah memberikan larangan kepada mahasiwi untuk mengenakan hijab sebagai identitas seorang muslimah.

Indah yang kini duduk di semester 8 mengaku tidak pernah mengalami hambatan berteman dengan teman-temannya dari berbagai suku dan agama. Itulah kenapa Indah merasa nyaman mengenakan hijab di kampusnya.

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (ekbis) semester 8 ini mengaku pertemanan di kampus ini tidak pernah memandang agama. Semua bisa bergaul dengan semua tanpa batasan. Ia mengaku banyak memiliki teman dari berbagai golongan. 

"Saya memilih di UKSW karena (program studi) manajemennya dapat akreditasi A. Selama kuliah tidak ada hambatan, interaksi dengan teman-teman non muslim baik-baik saja," kata Indah, warga Kabupaten Semarang saat dijumpai Jumat (23/2/2018).

Sementara itu, salah seorang teman Indah, Riama Putri Sion (21) asal Bekasi mengaku sudah memperkirakan jika kuliah di UKSW ia akan bertemu dengan banyak orang dari beragam latar belakang. 

Sion yang merupakan keturunan Tionghoa ini berkawan dengan banyak teman yang berbeda agama. Menurut Sion, tak ada yang perlu diributkan soal perbedaan. 

"Saya di Bekasi temannya juga banyak yang muslim, jadi buat apa diributkan. Di sini saya berteman baik dengan Indah," kata Sion.

Pelaksana Tugas (Plt) Pembantu Rektor UKSW I Dr Iwan Setyawan mengatakan, kampus UKSW memang menjadi tujuan mahasiwa yang datang dari segala penjuru di Indonesia.

"Mulai dari ujung Papua sampai Aceh itu ada, 30 sekian provinsi," kata dia. 

Selain mengembangkan intelektual, lanjut Iwan, UKSW juga merupakan tempat untuk mengembangkan sikap toleran dan terbuka. Suasana yang penuh toleransi ini, kata Iwan, akan terus dipertahankan.

Dalam kesempatan terpisah, Walikota Salatiga Yuliyanto mengapresiasi kemajemukan di kampus UKSW.

"Kota Salatiga merupakan Indonesia mini karena berbagai entis dan suku dari wilayah nusantara tinggal di kota ini. Dan Salatiga mendapatkan predikat kota paling toleran se-Indonesia. Saya harap anak-anak yang belajar di UKSW turut mempertahankan predikat tersebut," kata Yuliyanto.

Tahun 2017 lalu Kota Salatiga kembali mendapat skor tertinggi dalam indeks Kota Toleran. Kota dengan masyarakat yang heterogen namun saling menghargai itu mendapat nilai tertinggi bersama empat kota lainnya di Indonesia yaitu Manado, Pematangsiantar, Singkawang, dan Tual.

Baca: Salatiga Kembali Raih Predikat Kota Paling Toleran di Indonesia

Kendati hanya terdiri dari 4 kecamatan, kota ini dihuni sekitar 30 etnis. Representasi lainnya sebagai kota paling toleran adalah keberadaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), tempat belajar mahasiwa dari beragam suku dan agama di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com