Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Dedi Mulyadi Atasi Kesemrawutan di Pasar Tradisional

Kompas.com - 24/02/2018, 18:35 WIB
Irwan Nugraha,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, memiliki solusi mengatasi kesemrawutan di pasar tradisional tanpa menyakiti pedagang dan tukang ojek setempat.

Ia mengatakan, pasar tradisional di Jawa Barat identik dengan kumuh dan kemacetan.

"Solusi mengurai kemacetan di pasar tradisional yang semrawut dengan memundurkan pasar dari tepi jalan untuk dibuat lahan parkir yang luas. Kemudian juga pembangunan pasar jangan (dilakukan) pihak swasta, harus (dibangun) pemerintah daerah," kata Dedi saat berkunjung ke Pasar Kosambi, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Sabtu (24/2/2018).

Baca juga: Dedi Mulyadi: Generasi Milenial Itu Jangan Dahulukan Gaya

Setiba di Pasar Kosambi, Dedi langsung dikerumuni warga dan dikeluhkan kemacetan di sana. Dedi meyakini, solusi yang ia tawarkan akan membuat pasar nyaman dan tidak menganggu lalu lintas.

"Selama ini kendaraan pembeli dan pedagang diparkir di mana saja, bahkan (diparkir di) badan jalan. Tukang ojek juga mangkal di dekat jalan pasar, tetapi kalau dengan penataan meluaskan lahan parkir di depan pasar, semuanya bisa terakomodir dan lebih tertib," ujarnya. 

Jika menang Pilkada Jawa Barat 2018 bersama Deddy Mizwar, ia menjanjikan pembebasan lahan untuk membangun area parkir baru.

Baca juga: Cerita Bocah 5 Tahun yang Sampai Sakit karena Ingin Bertemu Dedi Mulyadi

Sementara solusi pembangunan pasar tradisional oleh pemerintah bukan swasta sudah dilakukannya saat menjabat Bupati Purwakarta. Saat itu, pihaknya menata Pasar Leuwi Panjang menjadi Pasar Ki Sunda.

"Kalau swasta yang membangun, nanti ada sewa (kios) mahal, pedagang tidak akan mau. Kalau dibangun pemerintah, kan, kiosnya bisa gratis," kata Dedi. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Ingin Kerajinan Perkakas Tradisional Masuk Kurikulum Sekolah

Salah seorang warga, Oyang (38) mengatakan, dirinya kerap dibuat kesal dengan kemacetan di jalan tersebut. Pertigaan jalan dan pengendara yang parkir sembarangan ditengarai menjadi penyebab utama.

"Macet terus di sini, Pak. Sudah ada pertigaan, ini orang selalu parkir sembarangan," kata Oyang, salah seorang warga yang mengerumuni Dedi. 

Kompas TV Dedi menilai hal itu merupakan dukungan karena adanya hubungan kedekatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com