Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Ricuh, Bupati Sukoharjo Dilempari Gelas Air Minum Kemasan

Kompas.com - 22/02/2018, 22:27 WIB
Muhlis Al Alawi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa melempari Bupati Sukoharjo, Wardoyo dengan botol air mineral dan kardus makanan. Mereka kecewa dengan sikap orang Wardoyo yang tidak menutup permanen PT Rayon Utama Makmur (RUM).

Orang nomor satu di Pemkab Sukoharjo itu dilempari gelas plastik air mineral dan kardus makanan setelah turun dari panggung orasi ribuan pengunjuk rasa di halaman Pemkab Sukoharjo. 

Pantuan Kompas.com, ribuan warga mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Kamis (22/2/2018), dengan menumpang truk, mobil, dan sepeda motor. 

Kedatangan mereka untuk menagih janji Bupati Sukoharjo, Wardoyo yang akan menutup pabrik tekstil tersebut. Sebab, limbah pabrik yang berada di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, mencemari udara. 

(Baca juga : Pesangon Belum Dibayarkan, Eks Karyawan 7-Eleven Unjuk Rasa)

Pelemparan gelas plastik air mineral itu bermula saat Bupati Sukoharjo bersedia menemui ribuan pengunjuk rasa pada pukul 12.35 WIB. 

Saat itu, Wardoyo hendak membacakan surat kesepakatan bersama antara PT RUM dan Pemkab Sukoharjo. Belum sempat membaca, para pengunjuk rasa meminta bupati untuk membacakannya di atas panggung orasi yang berada di atap truk.

Wardoyo yang mengenakan batik oranye dan peci hitam ini akhirnya naik ke atas truk dengan dikawal aparat kepolisian dan satpol PP. 

Di atas mimbar orasi, Wardoyo menyampaikan, PT RUM akan menutup sementara produksinya terhitung 24 Februari 2018. "PT RUM akan menutup sementara produksinya tanggal 24 Februari 2018 karena menunggu bahan bakunya habis," ujar Wardoyo.

Menurut Wardoyo, pemerintah sudah memberikan waktu satu bulan bagi PT RUM untuk mengatasi persoalan limbah yang dikeluhkan warga. Sebulan berlalu, upaya PT RUM mengatasi bau limbah yang menyengat warga tidak bisa teratasi. 

Terakhir, sambung Wardoyo, di depan dirinya dan Forkompinda, direksi PT RUM membuat pernyataan siap menutup sementara produksinya. Kendati ditutup, PT RUM terus berupaya mengatasi persoalan bau limbah yang mengganggu warga. 

(Baca juga : Polisi Siapkan Pengamanan Unjuk Rasa ke Kantor Facebook )

Setelah bau limbah teratasi, PT RUM akan mengundang perwakilan warga dan Forkompinda. Namun bila pengendalian dampak limbah itu gagal maka akan ditutup kembali. 

"Apabila perbaikan selesai dan melakukan uji coba kami akan mengundang muspida, perwakilan warga untuk menyaksikan. Apabila dalam uji coba tersebut masih menimbulkan bau akan dilakukan perbaikan atau penghentian kembali," kata Wardoyo yang membacakan surat pernyataan Presiden Direktur PT RUM, Pramono. 

Pernyataan terakhir membuat pengunjuk rasa meneriaki bupati dan memintanya menutup PT RUM secara permanen. 

"Saya dari pemda melihat niat baik dari PT RUM yang sesuai permintaan masyarakat dan memberikan apresiasi yang luar biasa. Kita tunggu buktinya nanti bagaimana," ucapnya

Mendengarkan pernyataan itu, pengunjuk rasa meneriaki dan meminta bupati menutup PT RUM. "Tutup..tutup..tutup," teriak pengunjuk rasa. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com