Ia mengungkapkan, agar hasil riset tidak berhenti menjadi tumpukan kertas di meja penelitian, ia dan enam peneliti Universitas Udayana sengaja mendatangi pabrik jamu dan farmasi Sido Muncul di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Selain membicarakan kerja sama, pihaknya ingin melihat proses produksi jamu dari bahan mentah hingga menjadi produk yang siap jual.
"Kami terus terang kagum, ternyata limbahnya juga diolah menjadi pupuk yang bernilai ekonomis," ucapnya.
Gayung pun bersambut. Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat bersedia mengakomodir tawaran dari para peneliti Universitas Udayana ini.
Ia menyebutkan, Indonesia sangat butuh penelitian-penelitian yang berbasis pada kearifan masyarakat, seperti yang dilakukan para peneliti dari Universitas Udayana ini.
Namun untuk menjadi obat fitofarmaka, maka produk-produk herbal Indonesia harus melalui serangkaian riset.
"Jadi ada dua calon produk yang kita kerjasamakan. Pertama jamu kencing manis dan yang kedua adalah ekstrak ubi ungu ini. Khusus yang ubi ungu ini, kita akan lakukan uji toksifitas. Kalau lolos, uji khasiat lagi baru kita produksi massal," tutur Irwan.
Irwan menambahkan, dari hasil pertemuan tersebut, produk akhir yang paling memungkinkan dari ekstrak ubi ungu ini adalah dalam bentuk tablet atau kapsul.
"Setelah uji klinis, dicari dosisnya dan kita uji khasiat, sebelum diproduksi massal," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.