Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belalang Goreng Dadakan Bawa Sukir dan Istrinya Terbang ke Tanah Suci

Kompas.com - 21/02/2018, 16:06 WIB
Markus Yuwono,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Langit cerah Rabu (21/2/2018) pagi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Semangat meliputi pasangan suami istri Sukir dan Suliani, warga Dusun Karangasem, Mulo, Wonosari, yang berjualan belalang goreng dadakan di pinggir jalan Yogyakarta-Wonosari, tepatnya di hutan Teleseh, Playen.

Wajah mereka berseri-seri.

Pasangan yang baru pulang pada 15 Februari lalu dari menunaikan ibadah umrah di Mekkah ini berangkat lebih pagi dibandingkan belasan penjual belalang goreng lainnya.

Lapak yang berada di dekat taman hutan rakyat sudah mengepul tanda pemiliknya sudah mulai mengolah belalang mentah menjadi oleh-oleh khas Gunungkidul ini.

Pasangan ini seolah tak memerdulikan banyaknya kendaraan yang melintas. Suliani asyik membersihkan belalang mentah, sementara Sukir sibuk menggoreng belalang.

(Baca juga: Marsini, dari Buruh Tani Jadi Pengusaha Belalang Goreng Beromzet Rp 3,6 Juta Sehari)

Sejak dua tahun terakhir, pasangan ini memiliki inovasi menjual belalang goreng dadakan dan dikemas dalam toples. Berbeda dengan penjual lainnya yang memilih langsung mengemas dalam toples kecil.

"Tadi berangkat dari rumah sekitar pukul 07.30 WIB dan di sini persiapan setengah jam, langsung menggoreng belalang," kata Sukir, Rabu.

Sukir bercerita, awalnya dirinya merupakan buruh serabutan yang tak menenentu hasil yang didapatkan setiap bulannya. Masa sulit dirinya harus mencoba berbagai peruntungan mendapatkan pundi rupiah dengan berbagai cara.

Akhirnya sebagai warga Gunung Kidul yang suka dengan makanan belalang, dirinya pun mencari di sekitar rumahnya. Lalu muncullah ide menjual belalang goreng.

"Awalnya menjual gorengan yang dikemas toples, tetapi saya punya ide menjualnya dengan menggoreng langsung, ternyata banyak yang suka," ucapnya.

Selama dua tahun terakhir, omzet penjualan belalang goreng yang dijual dadakan ini terus meningkat. Rata-rata dia bisa menjual 20 sampai 40 toples kecil yang biasa untuk mengemas kue nastar, tergantung saat masa liburan atau tidak. Belalang goreng rasa gurih ini dijual dengan harga Rp 25.000 pertoplesnya.

"Kadang menghabiskan 2 sampai 6 kg belalang mentah yang didatangkan dari Kebumen dan Kulon Progo karena di sini sudah tidak banyak," ujarnya.

Pengalaman paling jauh mendatangkan belalang mentah dari Surabaya. Penjual membawa belalang setengah matang dan dibawa menggunakan bus oleh penjualnya.

"Penjual Surabaya mengantarkan langsung ke sini, anak saya yang menjemput di Prambanan," ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com