Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Sinabung, Wilayah Dairi dan Pakpak Barat Tertutup Kabut Tebal

Kompas.com - 19/02/2018, 14:59 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


MEDAN, KOMPAS.com — Awan panas letusan Gunung Sinabung dengan tinggi kolom 5.000 meter dengan jarak luncur 500-2.000 meter yang mengarah ke tenggara dan selatan mencapai Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Veryanto Sitohang, warga Jalan 45, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, mengatakan, debu Sinabung menyebabkan kota penghasil kopi ini tertutup kabut tebal sejak pagi.

"Sampai ke sini abunya, jadi kayak (seperti) ditutupi kabut, pandangan terganggu. Abunya terasa, tampak menempel di jemuran, makanya cepat kuangkat jemuranku," kata Very saat dikonfirmasi Kompas.com via ponselnya, Senin (19/2/2018).

Saat ditanya apakah sudah sering mengalami hal seperti ini, dia mengatakan, untuk 2018 baru pertama kali ini terjadi, sedangkan untuk tahun sebelumnya memang sering terjadi.

"Baru ini terjadi, tapi tampaknya masyarakat harus sudah memakai masker karena abu tebal. Sekarang ini kabutnya makin tebal, kayak mau hujan, tapi enggak hujan," ucapnya.

Masyarakat sekitar Gunung Sinabung, menurut Very, diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan.

"Jangan sampai mengorbankan jiwa seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya. Lebih awas dan rajin mencari informasi seputar apa yang terjadi. Pemerintah juga harus proaktif memfasilitasi dan membagikan informasi, juga membagikan masker gratis. Sebaiknya kurangi dulu aktivitas di luar rumah," ujarnya.

Baca juga: Gunung Sinabung Mengamuk, Beberapa Desa Gelap Gulita dan Berabu Tebal

Di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara, Saut, petani kopi, juga merasakan dampak erupsi Gunung Sinabung. Saat dikonfirmasi ketika sedang berada di ladangnya, ia mengatakan, situasi saat ini gelap dan berawan hitam tebal.

"Aku enggak tahu ini kabut apa enggak, tapi mulai tadi pagi kabut hitam di sini. Seluruh pegunungan tertutup kabut, tapi belum beraroma. Kalau sudah parah kali kayak kemarin, ada aromanya. Situasi sekarang gelaplah memang," kata Saut.

Dia heran karena saat ini Pakpak Barat sedang dilanda musim kemarau, seharusnya cuaca cenderung cerah tanpa kabut, tetapi kali ini tidak. Abu tidak mengganggu jarak pandang, tetapi dalam jarak 3 kilometer sudah pandangan tertutup kabut.

Saut mengatakan, kalau memang kabut ini akibat debu Gunung Sinabung, seharusnya masyarakat di daerahnya sudah mengenakan masker.

"Kalau ini kabut, harusnya udah pakai masker ini. Aku posisinya di atas gunung, jarak 1 kilometer dari kantor bupati. Dari pandanganku, kantor bupati sudah berkabut. Kalau ini memang kabut Sinabung, harusnya udah pakai masker ini," ucapnya.

Baca juga: Tidak Ada Kepanikan karena Setiap Hari Gunung Sinabung Meletus

Pada Senin pagi tadi, Gunung Api Sinabung setinggi 2.460 meter di atas permukaan laut yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, erupsi dengan semburan awan panas letusan Gunung Api Sinabung dengan tinggi kolom 5.000 meter dengan amplitudo 120 milimeter dan lama gempa 607 detik.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra mengatakan, jarak luncur sektoral selatan-tenggara mencapai sejauh 4.900 meter dan sektoral tenggara-timur sejauh 3.500 meter. Sementara angin lemah bertiup ke arah barat dan selatan. Tingkat aktivitas Gunung Sinabung masih di Level IV atau Awas.

Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com