Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Abu Tours di Majene Berkumpul untuk Bahas Kelanjutan Nasib Mereka

Kompas.com - 19/02/2018, 11:30 WIB
Junaedi,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

MAJENE, KOMPAS.com – Ratusan calon jemaah umrah dari biro perjalanan umrah Abu Tours and Travel di Majene, Sulawesi Barat, yang gagal berangkat umrah sesuai jadwal menggelar pertemuan untuk membicarakan nasib mereka, Minggu (18/2/2018).

Pihak manajemen Abu Tours menunda keberangkatan jemaah tersebut tanpa pengembalian dana dan kepastian pergantian jadwal keberangkatan umrah.

Calon jemaah umrah dan mitra Abu Tours yang menggelar pertemuan di Kecamatan Banggae Timur, Majene, Sulawesi Barat, Minggu (18/2/2018), itu mempertanyakan kejelasan jadwal pemberangkatan umrah yang ditunda dan pengembalian dana yang telah mereka setor.

Penundaan 104 jemaah itu terjadi lantaran terjadi kenaikan pajak sebesar lima persen di Arab Saudi, sedangkan Kementerian Agama mentetapkan biaya minimal Rp 20 juta untuk perjalanan umrah.

Sementara kondisi keuangan Abu Tours mengalami defisit sehingga tak mampu memberangkatkan jemaah mereka di Tanah Air, termasuk di Majene.

Sesuai janji Abu Tours, seharusnya ratusan jemaah calon umrah asal Majene tersebut berangkat ke tanah suci Mekkah pada 13 Januari 2018, tetapi ditunda karena alasan pajak biaya perjalanan haji naik. Hingga kini jemaah tersebut bingung dan belum mendapat kejelasan tentang nasib mereka.

Pertemuan ini menjadi ajang curhat sesama jemaah korban agen travel umrah itu.

Baca juga: Ribuan Jemaah Belum Berangkat Umrah, DPRD Sulsel Panggil Pemilik Abu Tours

Adapun pihak Abu Tours telah mengeluarkan maklumat soal penundaan tersebut. Poin utama maklumat tersebut mewajibkan para jemaah menambah ongkos umrah dan mengajak jemaah baru. Persyaratan lainnya, jemaah juga bisa memilih menambah ongkos perjalanan umrah sampai Rp 15 juta.

Rustam Rauf, seorang jemaah, menilai perhitungan finansial Abu Tours tidak masuk akal dan melebihi ketentuan pemerintah. Permintaan Rp 6 juta sebagai biaya tambahan serta kewajiban untuk merekrut calon umrah baru yang dibebankan kepada setiap jemaah dianggap tidak masuk akal. Jika kenaikan biaya perjalanan umrah 5 persen, seharusnya biaya tambahan tidak mencapai Rp 5 juta, tetapi hanya sekitar Rp 1 juta.

“Kenaikan sampai Rp 5 juta per jemaah ridak masuk akal, kalau kenaikan cuma 5 persen, itu artinya jemaah hanya membayar sekitar Rp 1 juta, bukan Rp 5 juta,” jelas Rustam Rauf yang tampak kesal.

Jika syarat itu tidak bisa dipenuhi, jemaah harus bersabar menunggu hingga keuangan Abu Tours kembali normal. Opsi-opsi yang ditawarkan Abu Tours yang menjadi tema pembicaraan para jemaah tersebut dinilai sangat merugikan jemaah. Alasannya, jemaah telah membayar Rp 17 juta.

Baca juga: Tidak Diberangkatkan Umrah, Calon Jemaah Abu Tours Lapor Polisi

Adapun Asmirah, mitra Abu Tours, berharap Abu Tours bertanggung jawab memberangkatkan semua jemaah sesuai janji dan komitmennya. Opsi terakhir, menurut Asmirah, bisa jadi pilihan jemaah asal Majene. Namun, opsi tersebut tidak jelas batas waktunya sampai kapan jemaah diminta bersabar.

“Karena kami tak mampu membayar biaya tambahan sampai Rp 5 juta dan kewajiban mencari jemaah baru, kami sebetulnya lebih sepakat opsi terakhir, sabar menunggu sampai ke ruangan Abu Tours membaik. Hanya saja, tidak jelas kapan tanggal dan waktunya,” jelas Asmirah.

Di Majene, terdapat 11 jemaah yang telah melunasi biaya umrah sejak tahun 2016, tetapi belum bisa berangkat ke Mekkah hingga kini. Sementara 93 mendaftar sejak tahun 2017 dan seharusnya berangkat tanggal 13 Januari 2018.

Hingga kini, jadwal pemberangkatan ratusan jemaah tersebut belum ada kejelasan dari Abu Tours. Sejumlah jemaah yang kesal mengancam untuk meminta kembali uang dan berkas yang telah disetorkan ke pihak Abu Tours. 

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi oleh Calon Jemaah, Ini Kata Abu Tours

Kompas TV Posko ini dapat digunakan oleh para jemaah yang merasa ditipu, karena tak kunjung diberangkatkan umroh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com