Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampoeng Kelir yang Tak Lagi Berwarna-Warni

Kompas.com - 18/02/2018, 08:00 WIB
Hamzah Arfah,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.comKampoeng Kelir yang tadinya penuh warna-warni di Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik Kota, Gresik, tak lagi terkesan ceria. 

Seiring berjalannya waktu, kampung ini kembali tidak terurus dan malah kumuh.

Dulu, pada tahun 2016, kampung ini diresmikan oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati Mohammad Qosim sebagai salah satu kampung warna-warni kebanggaan Gresik. 

Bahkan, peresmiannya dihadiri pula oleh Saifullah Yusuf yang masih menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur dan musisi Virgiawan Listanto alias Iwan Fals waktu itu.

Saat peresmian, Iwan Fals tidak hanya datang dan menghibur dengan melantunkan beberapa tembang andalannya. Dia juga terlibat langsung dalam proses bersih-bersih bersama warga dan sempat berpesan kepada semua warga untuk terus menjaga kebersihan kampung.

(Baca juga : Iwan Fals dan Warga Bersih-bersih di Kampoeng Kelir )

Beberapa rumah di sepanjang jalan Kelurahaan Kroman, khususnya yang berada di samping kanan dan kiri jalan raya, dicat dengan beragam warna. Kampung tertata rapi dan bersih.

“Pada akhir 2016, memang warga di sini sempat bersih-bersih dan kerja bakti bersama dan sempat mendapatkan bantuan cat dari salah satu perusahaan waktu itu. Setiap rumah waktu itu setahu saya mendapatkan satu kaleng cat secara gratis,” kenang salah satu warga, Ana Hafifah (51), Sabtu (17/2/2018).

Banyaknya kendaraan yang diparkir di sepanjang jalan raya yang ada di Kampoeng Kelir, menambah kesan sumpek.KOMPAS.com / Hamzah Banyaknya kendaraan yang diparkir di sepanjang jalan raya yang ada di Kampoeng Kelir, menambah kesan sumpek.
Kini, lanjut Ana, banyak warga yang sudah tidak lagi menjaga kebersihan, bahkan kerap membuang sampah sembarangan.

(Baca juga: Berawal dari Iseng, Kampung Warna-warni di Bogor Kini Menginspirasi)

Selain itu, karena gang yang sempit, warga memilih memarkir kendaraannya di sepanjang jalan raya sehingga terkesan sumpek. Di teras rumah warga juga terpajang jemuran pakaian.

“Beginilah mas, namanya juga kampung nelayan. Selain itu, di sini juga banyak orang (dari luar) yang kos. Kalau pas peresmian kemarin, semuanya dapat tertata karena setiap warga sempat diimbau oleh aparat kelurahan. Memang beda dengan di Malang, yang sampai saat ini dapat tertata dengan indah,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh warga Kelurahan Kroman lainnya, Anharul Mahfud. Menurut dia, program Kampoeng Kelir yang sempat dicanangkan tidak berkelanjutan.

“Sosialisasinya yang kurang. Kalau misalkan serius, harusnya warga terus diimbau supaya kampung bisa terjaga keindahan dan keasriannya. Tapi ini kan enggak. Setelah diresmikan, ya sudah, tidak ada kelanjutan,” ucap pria yang kerap disapa Nanang itu.


Kampoeng Kelir di Kelurahan Kroman, Gresik, yang tak lagi memiliki aura kampung warna-warni.KOMPAS.com / Hamzah Kampoeng Kelir di Kelurahan Kroman, Gresik, yang tak lagi memiliki aura kampung warna-warni.

 

 

Kompas TV Julukan kampung kumuh yang identik dengan kotor, ternyata dengan warganya saling bahu-membahu untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com