Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imlek, Warga Ambarawa Nantikan Liong, Barongsai, dan Pesta Kembang Api

Kompas.com - 15/02/2018, 18:05 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Reni Susanti

Tim Redaksi

AMBARAWA, KOMPAS.com - Kelenteng Hok Tik Bio yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Kranggan, Ambarawa, Kabupaten Semarang bersiap untuk menyambut perayaan Imlek, Kamis (15/2/2018) malam. 

Masyarakat Ambarawa pun menunggu-nungu penampilan liong maupun barongsai dan pesta kembang api yang setiap Imlek menjadi tontonan wajib. Sebuah panggung utama, lengkap dengan meja dan kursi pun sudah ditata sedemikian rupa.

"Nanti malam akan ditampilkan kesenian, tarian, liong, barongsai. Kemudian pukul 00.00 WIB, ada pesta kembang api. Untuk undangan yang disebar, acara dimulai pukul 19.30 WIB, diawali dengan acara seremonial seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa bersama," ujar Ketua Panitia Imlek, Giyanto, Kamis (15/2/2018).

Giyanto mengatakan, rangkaian Imlek di kelenteng ini dimulai pada 4 Februari 2018 dengan bersih-bersih dilanjutkan sembahyang pada 8 Februari 2018.

"Di sini ada 10 altar, tuan rumah di kelenteng ini yakni Dewa Bumi atau Hok Tik Cing Sien atau Bahasa Mandarinnya, Fu De Zheng Shen," ujarnya.

(Baca juga : Kelenteng di Kendal Ini Tidak Gelar Acara Perayaan Imlek, Begini Alasannya )

Ia mengungkapkan, ada sekitar 100-an orang tamu yang diundang dalam puncak perayaan Imlek ini. "Biasanya, sampai ribuan orang yang menonton,” ungkapnya.

Warga Ambarawa, Sarah, mengaku selalu menantikan malam pergantiahan tahun China ini. Sebab saat itulah ia dan ribuan warga Salatiga bisa melihat pertunjukan liong dan barongsai.

"Kan jarang bisa melihat liong dan barongsai, jadi saya sekeluarga tak pernah melewatkan," ucap Sarah.

Sementara itu, di Vihara Avalokitesvara Sri Kukus Rejo Gunung Kalong, Ungaran Timur, persiapan Imlek sudah dimulai Minggu (11/2/2018). Umat membersihkan ribuan kimsin atau patung dewa yang tersimpan di vihara ini.

Suhu Vihara Avalokitesvara Sri Kukus Rejo Gunung Kalong, The Tjoe Thwan mengatakan, setelah membersihkan kimsin dan patung dewa, umat yang hadir melakukan Tradisi Sang Shien untuk menandai naiknya Dewa Cao Kun Kong atau Dewa Dapur.

Selain itu, terdapat juga ibadah Sincia dan sembahyangan Tuan Allah.

(Baca juga : Long Weekend Selama Imlek di Medan, Yuk Mampir ke 5 Tempat Ini )

"Sembahyangan bertujuan untuk perenungan, apa yang sudah dikerjakan selama satu tahun kemarin. Juga berdoa kepada Allah agar ke depan semuanya bisa berjalan lancar," kata The Tjoe Thwan.

The Tjoe Thwan menjelaskan, puncak sembahyang Imlek akan digelar Kamis (15/2/2018) malam. Kemudian ada Perayaan Cap Go Meh pada 2 Maret 2018 atau 15 hari setelah Perayaan Imlek.

Suhu The Tjoe Thwan berpesan kepada umat untuk menjaga toleransi. Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap eling lan waspada serta berdoa agar Indonesia diberi kemakmuran dan kesejahteraan.

"Unsur yang dominan tahun ini adalah elemen unsur air dan tanah, Shio-nya anjing tanah. Kami optimistis tahun ini situasinya lebih baik," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com