Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Musiman di Demak, Ribuan Rumah Warga Terendam Air

Kompas.com - 14/02/2018, 22:52 WIB
Ari Widodo,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

Kompas TV Intensitas hujan yang tinggi serta air kiriman dari wilayah selatan membuat debit air Sungai Kemiri di Kota Tegal, Jawa Tengah mengalami peningkatan volume.

DEMAK, KOMPAS.com - Banjir musiman kembali merendam tiga desa, yakni Desa Prampelan, Sayung, dan Kalisari, di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Banjir luapan Sungai Dombo tersebut mengakibatkan ribuan rumah terendam air.

Di Desa Prampelan sebanyak 500 rumah tergenang banjir, di Desa Sayung 1.471 rumah, dan di Desa Kalisari 986 rumah.

Genangan air limpasan sungai tersebut mengakibatkan aktivitas warga terganggu. Air masuk ke dalam rumah dengan ketinggian bervariasi antara 30 - 60 cm. Sedangkan di jalan-jalan kampung genangan air hingga mencapai 1 - 1,5 meter sehingga akses warga terhambat.

Saehul Hadi, Kepala Desa Kalisari, mengatakan, banjir di desanya terjadi sejak sepekan terakhir ini, tetapi yang paling parah dalam dua hari ini.

"Ini banjir musiman, Mas. Tiap tahun banjir. Sungai Dombo sedimentasinya terlalu tinggi, jadi kalau hujan pasti banjir karena tidak mampu menampung debit air," kata Saehul kepada Kompas.com, Rabu (14/2/2018) sore.

Baca juga: Banjir di Pantura Semarang Tak Kunjung Surut, Wali Kota Minta Maaf

Selain menggenangi rumah dan jalan desa, banjir luapan Sungai Dombo juga merendam ratusan hektar sawah warga, masjid, sekolah, serta kantor Desa Kalisari.

"Kantor desa tergenang air setinggi 50 cm, jadi kami mohon maaf tidak dapat melayani warga dengan maksimal. Kami terpaksa menggunakan rumah perangkat desa agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan," ucapnya.

"Tiga desa itu pembuangan airnya ke Sungai Dombo. Harusnya ada mesin penyedot atau pompa air agar air yang masuk ke permukiman bisa keluar. Jika tidak dipompa, ya selamanya akan banjir," tuturnya.

Dampak banjir di Sayung mulai dikeluhkan warga. Mereka tidak dapat beraktivitas normal karena akses jalan tegenang air. Para pelajar tidak masuk sekolah dan para pekerja terpaksa meliburkan diri.

Hanif (25), warga Dukuh Lengkong, Desa Sayung, mengaku sudah dua hari tidak bekerja sehingga berimbas pada ekonomi keluarga.

"Rumah saya terendam air. Jalannya juga tertutup air, jadi susah lewatnya. Ya, terpaksa tidak bekerja. Beras habis, uang habis, bingung saya, Mas," keluh Hanif, buruh bangunan di Semarang.

Baca juga: Banjir Rob di Pantura Semarang Tak Kunjung Surut, Ini Kata Menteri Basuki

Secara terpisah, Muhammad Faizin, Ketua Paguyuban Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kecamatan Sayung, mengatakan, banjir di wilayah Sayung terjadi sejak 15 tahun terakhir ini.

Banjir tahunan yang melanda tiga desa itu perlu perhatian semua pihak, baik Pemerintah Kabupaten Demak, Pemerintah Provinsi Jateng, maupun pemerintah pusat. Secepatnya Sungai Dombo dilakukan normalisasi untuk meminimalisasi banjir yang terjadi setiap musim hujan.

"Banjir musiman di Kecamatan Sayung sangat memperihatinkan. Kami berharap pemerintah hadir dan segera memberi solusi secepatnya. Kasihan warga yang tidak dapat beraktivitas normal, para petani juga gagal panen akibat sawahnya terendam banjr," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com