Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sendirian di Rumah, Seorang Nenek Diketahui Meninggal Setelah Tujuh Hari

Kompas.com - 14/02/2018, 19:29 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


GROBOGAN, KOMPAS.com - Aroma busuk tercium begitu menyengat hidung dari sebuah rumah berdinding papan kayu di kampung Cempaka II, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (13/2/2018) pagi.

Bau tak sedap yang diketahui terhirup sejak subuh itu sontak memancing rasa penasaran warga sekitar. Mereka pun berupaya memastikan dengan berupaya mendatangi rumah Mbah Atmariyah (80) itu sekitar pukul 07.00 WIB.

Sayangnya, rumah sederhana itu terkunci rapat sehingga warga kesulitan untuk mengecek masuk ke dalam. Selanjutnya, warga mencoba menggedor-gedor pintu serta jendela rumah yang selama ini dihuni sendiri oleh nenek tua renta itu. Berkali-kali diketuk, tetapi tak ada respons.

Warga kemudian melaporkan kejanggalan ini kepada pihak Polsek Purwodadi. Beberapa saat setelah pihak Polsek Purwodadi datang, Tim Inafis beserta Satuan Reskrim Polres Grobogan meluncur ke lokasi. Polisi lantas mencongkel pintu depan dan masuk ke dalam rumah.

Begitu pintu terbuka, bau busuk semakin terasa menusuk hidung. Warga kaget bukan kepalang, Mbah Atmariyah ditemukan sudah tak bernapas. Kondisinya membusuk, kaku, dan telanjang. Jasadnya jongkok di atas kloset yang jadi satu dengan kamar mandi.

Baca juga: Nenek Ini Gantung Diri dalam Keadaan Masih Pakai Mukena

Kejadian ini praktis mengejutkan warga setempat. Mereka berdatangan mengerumuni lokasi kejadian. Polisi pun memasang garis polisi di rumah Mbah Atmariyah.

"Bude... Bude...," teriak Dhani (30), keponakan Mbah Atmariyah yang datang ke lokasi.

Dhani yang berdomisili jauh dari rumah tantenya itu mendadak pingsan ketika jasad Mbah Atmariyah dievakuasi dan dimasukkan ke ambulans. Guru berhijab tersebut langsung digotong ke rumah warga.

"Dhani sangat terpukul atas kepergian budenya itu. Tadi kami datang diberi tahu warga," kata Hardi (74), adik ipar Mbah Atmariyah.

Hardi menjelaskan, akhir-akhir ini kakak iparnya itu sering mengeluh karena kondisi kesehatannya yang kurang baik akibat faktor usia. Namun, karena kesibukan dan jarak rumahnya yang jauh, Hardi tak sempat mengantar iparnya itu untuk periksa ke dokter.

"Sudah dua minggu saya tak berkunjung. Biasanya saya sering datang untuk sekadar ngobrol. Mbak Atmariyah pernah bilang ke saya kalau dia mulai merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. Ternyata Sang Khalik berkata lain," ungkap Hardi, warga Simpanglima, Purwodadi.

Baca juga: Nenek Saulina: Janganlah Sidang Aku Lagi, Pak Hakim, Aku Sudah Lelah...

Mbah Atmariyah hidup sebatang kara di rumah itu. Suaminya yang pensiunan PJKA sudah lebih dulu berpulang meninggalkannya. Kedua anaknya pun sudah berumah tangga dan hidup di luar kota.

"Makan masak sendiri dan mengandalkan gaji pensiunan suaminya. Sudah tujuh hari ini rumahnya tertutup dan tak terlihat. Biasanya sih keluar rumah ngobrol dengan tetangga. Selasa pekan lalu sempat pesan kepada tetangga untuk dibayarkan tagihan PDAM, tapi ternyata tak kesampaian," tutur Ahmad, tetangga Mbah Atmariyah.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Maryoto mengatakan, menurut pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan bekas penganiayaan pada fisik Mbah Atmariyah. Hasil pemeriksaan kepolisian, Mbah Atmariyah diduga kuat meninggal dunia karena sakit yang dideritanya sekitar tujuh hari yang lalu.

"Jasad langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Keterangan keluarga dan saksi, kesehatan Mbah Atmariyah memburuk karena sudah sepuh. Untuk jalan saja membungkuk. Dugaannya terpeleset saat hendak buang hajat hingga akhirnya meninggal dunia," terang Maryoto.

Kompas TV Namun, karena tubuhnya yang semakin tua, ia sudah tak mampu lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com