Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan 12 Paket Ekonomis Sabu Siap Jual dari Pemasok Daging Anjing

Kompas.com - 11/02/2018, 00:04 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah menemukan 12 paket sabu di kawasan persawahan Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Blora.

Belasan paket sabu siap edar tersebut belakangan diketahui adalah milik warga setempat yakni seorang pemasok daging anjing, Kahir (46) alias Salewang?. 

Kahir membuang barang haram tersebut saat ia melarikan diri dari kejaran Sat Res Narkoba Polres Blora yang hendak membekuknya. Aksi kabur Kahir pun akhirnya terhenti setelah polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara.

"Hasil penelusuran kami kemarin, ditemukan 12 paket sabu siap edar di dekat lokasi penangkapan pelaku Kahir. Dengan ini barang bukti bertambah. Paket sabu tersebut telah dibungkus rapi dengan plastik dan lakban," kata Kasat Narkoba Polres Blora, AKP Suparlan, Sabtu (10/2/2018).

Menurut Suparlan, 12 paket sabu tersebut rencananya hendak dijual oleh pelaku dengan harga yang beragam. Di antaranya mulai dari Rp 100.000, Rp 200.000, Rp 300.000, hingga Rp 1 juta. 

"Di hadapan penyidik, pelaku mengaku telah berhasil menjual 5 paket sabu beberapa saat sebelum penangkapan.  Status pelaku murni sebagai pengedar sabu," kata Suparlan.

Suparlan menjelaskan, sepak terjang pelaku selama ini diduga kuat terkoneksi dengan sindikat narkotika jenis sabu lintas Jawa Tengah.

Pelaku ini termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dengan kasus yang sama. Pada Agustus 2017 lalu, polisi meringkus 2 orang pengedar dari Kecamatan Randublatung.  Dua orang tersebut diketahui merupakan kurir dari Kahir alias Salewang.

Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah ‎menemukan 12 paket sabu di kawasan persawahan Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Blora‎.KOMPAS.com/Puthut Dwi Putranto Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah ‎menemukan 12 paket sabu di kawasan persawahan Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Blora‎.
"Peredaran narkoba di Kabupaten Blora ini mengerikan, sudah masuk hingga wilayah pelosok desa. Sampai-sampai harga jualnya dibuat seekonomis mungkin menyesuaikan kultur ekonomi warga desa," pungkas Suparlan.

Untuk diketahui, Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah meringkus seorang penyalahguna narkotika jenis sabu. Dalam keseharian, pelaku yakni Kahir (46), warga Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Blora, itu diketahui bekerja sebagai pemasok daging anjing.

Kapolres Blora, AKBP Saptono, menyampaikan, tertangkapnya pelaku yang belakangan berperan selaku pengedar dan juga pemakai sabu tersebut bermula dari laporan masyarakat. Sat Res Narkoba Polres Blora selanjutnya bergerak memonitor gerak-gerik pelaku.
 
"Ternyata benar pelaku terkait penyalahgunaan sabu. Semalam kami ringkus di area persawahan tak jauh dari rumahnya saat hendak bertransaksi," terang Saptono, Kamis (8/2/2018).

Saat penyergapan, aksi kejar-kejaran antara tim Sat Res Narkoba Polres Blora dengan pelaku tak terhindarkan lantaran pelaku sudah mencium kedatangan petugas. Hanya saja, upaya pelaku untuk melarikan diri itu tak semulus yang diharapkan.

"Saat digeledah di saku celana pelaku ditemukan satu paket sabu yang dibungkus plastik dan dimasukan ke dalam bungkus rokok. Kami juga mendapati alat hisap sabu beserta uang hasil penjualan Rp 640.000. Pelaku menangis saat itu teringat keluarganya," kata Kasat Res Narkoba Polres Blora, AKP Suparlan.

Dijelaskan Suparlan, saat bertransaksi, paketan sabu dipesan melalui sambungan handphone. Setelah itu menjadwalkan waktu dan lokasi untuk bertemu. "Kami masih mendalami kasus ini, diduga pelaku ini jaringan pengedar narkotika di wilayah pantura. Pelaku terancam Pasal 114 dan Pasal 112 UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Sementara pelaku mengaku nekat menjual barang haram jenis sabu tersebut lantaran terdesak faktor ekonomi. Selama ini hasil penjualan daging anjing tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Jualan daging anjing tidak seramai dulu. Apalagi harga kebutuhan pokok semakin mahal. Saya bingung karena saya punya anak dan istri. Saya menyesal, bagaimana nasib keluarga saya nanti," pungkas Kahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com