Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tak Pernah Sekolah, Biarlah Anak Kami Sekolah Sampai Kuliah.."

Kompas.com - 10/02/2018, 08:49 WIB
Sukoco,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah orang tua siswa SD Filial di wilayah perbatasan Desa Samaenre Semaja, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang hanya memiliki satu guru berharap ada perbaikan di sekolah tempat menuntut ilmu anak anak mereka.

Ambo, salah satu orang tua siswa kelas 1, mengaku kebanyakan orang tua siswa merupakan eks TKI dari Malaysia yang tidak pernah mengenyam pendidikan, sehingga mereka berharap anak anak mereka bisa terus bersekolah.

“Kami kan tidak pernah sekolah, kami berharap anak kami bisa sekolah sampai kuliah,” ujarnya Jumat (10/02/2018).

Rafael, orang tua siswa kelas satu lainnya, mengaku terpaksa mengantar jemput anaknya karena kondisi jalan menuju sekolah becek saat hujan dan masih banyak binatang buas, baik ular maupun babi hutan.

Situasi sekolah yang hanya memiliki satu guru tersebut kadang dalam satu minggu hanya masuk 3 kali karena guru yang mengajar sedang hamil 7 bulan.

“Kita bersabar saja, maklum gurunya hamil. Ada guru satu lagi tidak pernah masuk karena berladang karena tidak ada gaji. Tapi kami mau anak kami terus sekolah,” katanya.

Sementara Nency, orang tua dari Nabila salah satu siswa kelas 6, mengaku khawatir dengan persiapan anaknya yang harus menghadapi ujian akhir sekolah, karena guru satu satunya guru yang mengajar sedang hamil tua.

Dia mengaku terpaksa memanfaatkan internet untuk mencari tambahan pelajaran anaknya meskipun listrik di Desa Samaenre Semaja hanya menyala dari pukul 6 sore hingga pukul 10 malam.

“Kita berharap secepatnya ada guru tambahan karena anak saya harus mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir sekolah. Biarlah sekolahnya hanya 2 ruang, kapur pun tidak ada, fasilitas kurang yang penting anak tetap sekolah,” tuturnya.

 

Harapan

 

SD Filial di Desa Samaenre Semaja merupakan harapan menutut ilmu anak anak dari 282 kepala keluarga pekebun sawit karena SD Negeri terdekat terletak lebih dari 8 kilometer jauhnya dari desa mereka.

Keadaan tersebut membuat sebagian orang tua siswa memindahkan anaknya bersekolah ke Sebatik atau ke kecamatan Nunukan.

Sekolah yang menampung lebih dari 30 siswa tersebut hanya memilik 2 ruang kelas dan satu guru yang terpaksa mengajar seluruh siswa secara bersamaan di dua ruang kelas yang berbeda.

Jumat siang, Ketua DPRD Nunukan bersama sejumlah anggota DPRD Nunukan langsung mengunjungi SD filial tersebut usai mendapat laporan dari Kepala Desa setempat saat kegiatan Musrenbang Rabu (07/02) di Kecamatan Seimenggaris.

Sekolah yang dilaporkan hanya mempunyai satu guru tersebut berada di tengah kebun sawit dimana bangunan sekolah hanya sebuah bangunan sederhana yang hanya memiliki 2 ruangan.

Setelah melihat langsung situasi sekolah, ketua DPRD Nunukan Dani Iskandar mengaku akan memanggil memanggil Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan untuk membahas permasalahan tersebut.

Menurutnya sekolah harus segera mendapat tambahan guru agar siswa kelas 6 bisa mempersiapkan ujian akhir sekolah dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com