Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolong, Pak, Saya Tidak Punya Apa-apa Lagi..."

Kompas.com - 09/02/2018, 12:14 WIB
Markus Makur,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

Kompas TV Petugas kepolisian Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menangkap pelaku penganiayan, terhadap seorang ulama KH Umar Basri.

Kisah awal anak sulungnya mengalami gangguan kejiwaan, lanjut Sair, saat pernah ada masalah dalam keluarga. Masalah ini merupakan masalah keluarga, sehingga tidak bisa disampaikan ke publik.

Setelah masalah ini, Badik merantau ke Dampek, Kecamatan Sambirampas, Manggarai Timur. Setelah kembali dari Dampek, dia langsung sakit gangguan jiwanya. Mulai saat itu Badik selalu mengamuk dan mengganggu orang lain.

“Saya dan istri sudah tua serta tidak sanggup lagi. Kami memohon pertolongan dari siapa saja yang meringankan penderitaan anak kami ini, termasuk membebaskannya dari pasungan yang penuh penderitaan. Hidup kami sudah sangat menderita dengan keadaan dalam keluarga, ditambah lagi penderitaan anak kami yang dipasung,” begitu dia memohon.

Cerita lepas dari warga Kampung Puncak Weong

Sore itu, Rabu (31/1/2018), Kompas.com berjalan kaki dari Kampung Ngancar, kaki puncak, bersama dengan Benediktus Adeni, Levi Betaya, Peli, dan Tinus, warga Elar dan Kota Borong.

Kami berjalan kaki dengan jarak empat kilometer menuju ke Kampung Puncak Weong. Hujan gerimis menemani kami dalam perjalanan. Jalan tanah menuju ke kampung itu penuh lumpur dan berlubang-lubang karena hujan. Bahkan, kiri dan kanan jalan ada longsoran yang belum dibersihkan.

“Kami berjalan kaki selama dua jam dan tiba di kampung itu pukul 17.50 Wita. Medan berat tidak menyulutkan niat kami untuk bertemu dengan warga di kampung itu serta informasi seorang yang dipasung. Kami tiba di rumah Bernabas. Selanjutnya kami cerita lepas dan warga di kampung itu menginformasi bahwa ada orang dengan gangguan jiwa yang dipasung. Seketika juga kami beranjak menuju ke rumah saudara yang mengalami gangguan kejiwaan. Kami dengan warga setempat mengunjunginya dan melihat keadaan,” jelas Benediktus Adeni dan Levi Betaya kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2018) malam.

Donatus Jalu, warga Kampung Puncak Weong, juga menuturkan, saudaranya yang dipasung itu sudah lama mengalami gangguan jiwa. Dia juga merasa sedih melihat keadaan Badik yang sangat memprihatinkan.

Baca juga: Kado Natal untuk Orang dengan Gangguan Jiwa di Flores dari Anggota DPR

“Kami selalu berharap ada orang yang peduli dengan saudara kami ini agar dia sembuh. Kami bersyukur bahwa kampung kami dikunjungi seorang wartawan. Sejak Republik Indonesia merdeka, belum ada wartawan yang mengunjungi kampung ini yang berada di puncak Gunung Weong. Kami berterima kasih atas kunjungan dari wartawan pada 2018 ini. Mudah-mudahan harapan warga di kampung ini untuk pembangunan infrastruktur jalan dapat diperhatikan secepatnya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Tata Usaha Yohanes Purnama bersama Kepala Unit Pengelola Penyakit Tidak Menular Puskesmas Elar, Martha Yani Bebis, kepada Kompas.com, Kamis (1/2/2018), menjelaskan, petugas Puskesmas Elar sudah mendata orang dengan gangguan jiwa, baik yang dipasung maupun tidak.

Hasil pendataannya, jumlah ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Elar ada delapan orang. Tiga orang di antaranya dipasung di rumah warga.

“Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan orang dengan gangguan jiwa. Namun, kami sudah memperoleh informasi bahwa di Kabupaten Manggarai, NTT, sudah ada panti yang menangani orang dengan gangguan jiwa dan ada obatnya. Selama ini orang dengan gangguan jiwa dipasung keluarga dan warga akibat diduga melakukan tindakan kekerasan dengan mengganggu orang lain dan melempar rumah warga. Hasil pendataan orang dengan gangguan jiwa di wilayah Puskesmas Elar sudah dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur,” jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Puskesmas Elar, Agustinus Jarut, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/2/2018), menjelaskan, dia pernah mengunjungi orang dengan gangguan jiwa yang dipasung di Kampung Wae Lokom, Desa Wae Lokom. Dengan adanya informasi terbaru ini, dia akan melakukan kunjungan lagi.

“Saat ini saya sedang mengikuti pelatihan dan pendidikan di Panti Renceng Mose Ruteng untuk mengetahui dan memahami saat menangani orang dengan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Elar. Petugas siap diberikan pelatihan dalam menangani orang dengan gangguan jiwa di wilayah Puskesmas Elar. Saya berterima kasih banyak atas informasi dari wartawan yang sudah pulang mengunjung orang dengan gangguan jiwa di Kampung Puncak Weong, Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar,” ujar Agustinus.

Baca juga: Masih Ada Keluarga di Jakarta yang Pasung Penderita Gangguan Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com