Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Kerap Seberangi Sungai demi ke Sekolah, Guru Berikan Pelampung

Kompas.com - 09/02/2018, 11:19 WIB
Markus Yuwono,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sumardi (35), orangtua dari Fiki (Sebelumnya ditulis Fikri), mengatakan, siswa SDN Kedungmiri di Desa Sriharjo, Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, bercerita bahwa pihak sekolah sudah memberikan bantuan pelampung kepada lima siswa yang kerap menyeberangi Sungai Oya demi untuk sekolah.

Kelima anak yang menerima pelampung itu adalah Fiki, Amelia, Devan, Reno, dan Rina.

Menurut Sumardi, hal ini berawal ketika salah seorang guru tak percaya bahwa para siswa tersebut kerap menyeberang sungai menuju sekolah.

(Baca juga: Siswa SD Ini Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai dengan Ban demi Sekolah)

Berbekal foto yang ditunjukkan Sumardi, guru tersebut lantas mendatangi lokasi dan memberikan pelampung kepada anak didiknya. Pihak sekolah pun memaklumi bahwa para siswa itu terlambat ke sekolah.

"Lima anak, ya lima pelampung," ucapnya, Kamis (8/2/2018).

Saat ini, Sumardi mengaku, sebenarnya mereka hanya berharap, jembatan gantung yang menghubungkan Selopamioro dengan Sriharjo segera diperbaiki sehingga para siswa bisa berangkat ke sekolah dengan normal. Jembatan gantung itu roboh sejak November 2017.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bantul, Yogyakarta, akan berkoordinasi dengan instansi terkait dan sekolah untuk menindaklanjuti para siswa sekolah yang kerap menyeberang Sungai Oya saat menuju ke sekolah.

"Nanti akan segera ditangani," kata Kepala Disdikpora Bantul, Didik Warsito saat dihubungi, Kamis.

(Baca juga: Berita Foto: Perjuangan Siswa SD hingga Pengendara Motor Seberangi Sungai dengan Tali)

Dia mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti alasan siswa memilih menyebrangi sungai.

Selain itu, Didik mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi lain untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut.

"Karena menyangkhut fisik perlu adanya koordinasi dengan instansi lain," ucapnya.

Untuk sementara, Didik mengatakan, nantinya akan berkoordinasi dengan sekolah agar para siswa itu diberikan perhatian khusus. Sebab, para siswa ini pun menolak untuk pindah ke sekolah yang lebih dekat. Pihaknya pun berjanji akan mencari solusi sementara agar siswa ini bisa berangkat dengan nyaman.

"Tingkat yang paling kritis kami mempertimbangkan kondisi siswa. Cuma saja kalau nanti harus, mohon nanti bisa mempermaklumkan kalau sampai anak-anak itu terlambat," tuturnya.


 

Kompas TV Mereka tidak bisa belajar di dalam ruang kelas sementara waktu karena ruang kelas mereka hancur tergerus arus Sungai Ngegong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com