Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegirangan Bisa Sebut 7 Nama Ikan, Ibu Ini Tagih Sepeda ke Jokowi

Kompas.com - 08/02/2018, 20:19 WIB
Caroline Damanik

Editor

AROSUKA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo membagikan tiga unit sepeda dalam kunjungannya ke Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Kamis (8/2/2018).

Hal ini dilakukannya setelah menyerahkan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), dan bantuan beras sejahtera (rastra).

Sepeda ini diberikan kepada warga dan pelajar yang bisa menjawab pertanyaan seputar potensi kelautan, keberagaman suku, dan pengetahuan tentang dasar negara.

Presiden Jokowi menantang mereka untuk menyebutkan tujuh nama ikan di perairan Indonesia, tujuh nama suku daerah di Indonesia, dan Pancasila.

(Baca juga: Seorang Bapak Tolak Hadiah Sepeda dari Jokowi, Ini Alasannya)

Yanti, salah seorang warga peserta PKH yang beruntung dipilih Presiden, disuruh menyebutkan tujuh nama ikan yang ada di Indonesia.

Kelucuan muncul saat Yanti selesai menyebutkan nama ikan. Dia langsung menagih sepeda yang dijanjikan Presiden.

"Sepedanya mana, Pak?" ujarnya kegirangan setelah berhasil menjawab tantangan Presiden.

Presiden Jokowi pun tak tertawa. Sesaat kemudian, sepeda yang dijanjikannya dibawa oleh petugas dan diserahkan kepada Yanti.

(Baca juga: Jokowi: Ngapain Tengok-tengok, Bilang Saja Minta Sepeda)

Presiden juga  melawak atau melucu dengan menyebutkan bahwa sepeda yang diberikannya sama dengan sepeda di pasaran, tetapi yang membuatnya mahal adalah tulisan hadiah Presiden Indonesia.

Sepeda juga didapatkan dua pelajar asal Kabupaten Solok. Meskipun sedikit gugup, Andra, pelajar SDN 12 Paninggahan, berhasil melafalkan Pancasila, dan Febri Pertiwi, siswa SMAN 1 Gunung Talang, bisa menyebutkan tujuh nama suku di Indonesia.

Setelah itu, Presiden menyampaikan tentang pentingnya peran orangtua dalam mengawasi anak dari pengaruh globalisasi, terutama dari pengaruh telepon genggam.

(Baca juga: Cerita Nenek 80 Tahun Sempat Tolak Sepeda dari Jokowi)

Orangtua perlu lebih teliti dalam mengawasi anak ketika bermain telepon genggam karena pengaruh negatif yang dapat dilihat oleh anak yang belum cukup umur ketika diakses melalui internet di telepon pintar.

"Jangan sampai anak kita dididik oleh handphone. Memang ada yang baik dari penggunaannya, tetapi tanpa pengawasan akan sangat berisiko merusak mental anak," ujarnya.

 

 

Kompas TV Apakah hasil survei sejumlah lembaga seperti SMRC bisa menggambarkan apa yang akan terjadi pada pilpres 2019?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com