Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Hidup Pria Gagu Ini Bikin Bupati Purwakarta Menangis

Kompas.com - 07/02/2018, 19:30 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.comAming (17), seorang pemuda asal Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta, memiliki kisah hidup yang memilukan.

Dia sering dipukuli orangtuanya saat korban masih kecil. Akibatnya, Aming tidak bisa berbicara normal dan mengalami cacat fisik hingga sekarang.

Setelah itu, Aming ditelantarkan oleh orangtuanya dengan kondisi bicara gagu. Beruntung, ada seseorang yang rela menjadi ayah angkat Aming. Kini Aming berjualan asongan buah rambutan.

"Aming itu sudah setahun diurus sama keluarga saya. Dia sudah dianggap anak angkat saya. Mengaku ke saya, kalau dia suka dipukuli orangtuanya sewaktu kecil dan kena sarafnya sampai kondisinya seperti sekarang," jelas Mandra (45), ayah angkat Aming di Purwakarta, Rabu (8/2/2018).

Awalnya, Aming sering bermain ke rumah Mandra dan sering membantu pekerjaan Mandra. Ia tak pernah meminta upah dan hanya minta makan dan berteduh. Lama-lama, pemuda itu pun diurus oleh keluarga Mandra sampai sekarang.

"Selama Aming bersama saya, belum pernah orangtuanya menjenguk ke rumah. Saya dan keluarga pun sempat ke orangtuanya, tapi responsnya kurang baik karena ternyata ibunya pun memiliki gangguan mental," katanya.

Baca juga : Ketika Dedi Mulyadi Lakukan Paturay Tineung dengan Warga

Kisah kehidupan Aming menuai simpati dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Saat itu, Aming bertemu Dedi dalam acara perpisahan di lapangan desa di Purwakarta, Senin (5/2/2018) malam. Saat acara, Bupati Dedi melihat seorang pemuda menjajakan rambutan kepada penonton yang hadir.

Aming pun diminta naik ke panggung. Aming terlihat kesulitan berbicara. Beberapa kata yang dia ucapkan terdengar tidak jelas dan harus diulangi. Perlahan, dia bercerita bahwa pita suaranya rusak karena mengalami penyiksaan oleh orangtuanya.

"Ingin sembuh, saya jual rambutan untuk biaya berobat," ungkapnya.

Sambil terbata-bata, Aming juga mengatakan bahwa dirinya sengaja berjualan di lapangan tersebut karena ingin bertemu dengan Dedi Mulyadi. Aming pun menunjukkan kemampuannya menyanyi sebuah lagu yang dipopulerkan Charly Van Houten, "Kebesaran Tuhan".

"Allahu Akbar Maha Besar, memuja-Mu begitu indah," Aming bernyanyi sambil terbata.

Dedi kemudian tertegun, bahkan meneteskan air mata. Menurut Dedi, meski Aming hidup dalam ketidaksempurnaan, namun di matanya, pemuda itu adalah pribadi yang sempurna.

"Aming malam ini menjadi sempurna, karena sesuatu yang dia ucapkan berisi kalimat Takbir dan pujian kepada Allah SWT. Alhamdulilah Aming mendapatkan rezekinya untuk biaya berobat dan terkumpul Rp 10 juta," kata Dedi.

Baca juga : Tangisan Pegawai Saat Dedi Mulyadi Pamit Mundur dari Jabatan Bupati

Aming pun bahagia mendapat bantuan tersebut. Dia mengatakan bantuan itu akan dipakai untuk modal usaha dan berobat.

"Bantuan dari Pak Bupati Dedi akan dipakai untuk berobat Aming. Aming sangat ingin mengobati penyakitnya selama ini ke dokter penyakit saraf," kata Mandra, ayah angkat Aming.

Kompas TV Dedi menilai hal itu merupakan dukungan karena adanya hubungan kedekatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com