Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Win Bara Biru, Pesulap Limbah Kayu Jadi Miniatur Harley-Davidson

Kompas.com - 07/02/2018, 18:52 WIB
Labib Zamani,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Seorang pria yang mengenakan kaus hitam dan membalikkan topinya ke belakang terlihat sedang menyambung rangkaian kayu pada miniatur sepeda motor Harley-Davidson. Tangan kanannya tampak memegang tang dan tangan kirinya memegang miniatur motor itu.

Dengan hati-hati, pria bernama Winarto (42) itu memasukkan sekrup di sela rangkaian kayu miniatur motor Harley-Davidson buatannya. Matanya fokus menatap miniatur tersebut.

Dia pun terlihat serius menyelesaikan miniatur pesanan itu. Win Bara Biru, begitu dia biasa dipanggil, adalah seorang warga Jalan Kutai Barat 5 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Setiap hari, dia membuat kerajinan dari bahan limbah kayu jati dan sonokeling. Di antaranya ada miniatur motor Harley-Davidson, kereta api, dan kereta kencana.

Sudah 20 tahun bapak dua anak tersebut menggeluti pekerjaan itu. Tidak ada yang mengajarinya. Dia belajar membuat kerajinan limbah kayu secara otodidak. Hasilnya pun tidak kalah dengan pabrikan.

Baca juga: Khilmi Ubah Korek Api Jadi Miniatur Taj Mahal hingga Gedung Putih

Miniatur sepeda motor Harley-Davidson hasil buatan Winarto (42), warga Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Miniatur sepeda motor Harley-Davidson hasil buatan Winarto (42), warga Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).

Sudah banyak produk kerajinan ide kreatifnya dipesan orang. Sebagian dari mereka untuk buah tangan. Ada pula yang memesan, kemudian dijual kembali.

Produk kerajinan limbah kayu dia dijual paling murah dengan harga Rp 250.000. Untuk produk kerajinan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan membutuhkan waktu lama dijual seharga Rp 3 juta.

Sampai saat ini, Win Bara Biru terus menambah jenis produk kerajinannya. Dia pun menjajal barang bekas lain untuk menyegarkan produk usahanya, seperti lampu hias yang ditempel di dinding dan lampu hias gantung yang dibuat dari limbah botol bekas dan kayu.

"Sejak kecil, saya suka ngotak-ngatik  sesuatu dari bahan bekas. Daripada dibuang, saya bikin sesuatu yang unik," kata dia saat ditemui di kediamannya, Rabu (7/2/2018).

Baca juga: Cerita Perempuan Perajin Gerabah di Bireuen yang Jadi Andalan Keluarga

Lampu hias dari bahan limbah kayu bekas ditempel di dinding rumah Winarto (42) di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Lampu hias dari bahan limbah kayu bekas ditempel di dinding rumah Winarto (42) di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).

Menurut Win Bara Biru, produk kerajinannya itu tidak dijual bebas di pasaran. Namun, bila ada yang ingin membeli produk kerajinan dari limbah kayu miliknya, bisa memesan terlebih dahulu.

"Iya, harus pesan dulu baru saya buatkan, karena tidak bisa langsung jadi. Seperti miniatur kereta api ini, buatnya butuh waktu satu sampai empat bulan baru jadi. Miniatur Harley-Davidson butuh waktu dua minggu sampai dua bulan," bebernya.

Selama 20 tahun menekuni pekerjaan itu, Win Bara Biru mengatakan, pasang surut pesanan adalah hal yang sudah biasa baginya. Dia mengaku banjir pesanan apabila mendekati Natal, tahun baru, dan liburan.

"Momentum Natal, tahun baru, dan liburan biasanya pesanan banyak. Biasanya buat oleh-oleh," ujar dia.

Baca juga: Lily Hambali, Perajin Barongsai yang Tersohor hingga Arab Saudi

Kompas TV 8 tahun lalu, salah seorang warga membuat miniatur perahu nelayan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com