NUNUKAN, KOMPAS.com - Harga sejumlah sembako yang didatangkan dari Malaysia di perbatasan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, mulai merangkak naik. Kenaikan antara Rp 500 hingga Rp 3.000 berlaku untuk sejumlah kebutuhan pokok, seperti tepung gula dan minyak goreng.
“Tepung tadinya ini Rp 7.500 dijadikan Rp 8.000, minyak ini tadinya kita jual Rp 12.000 sekarang Rp 15.000. Kalau gula sebelumnya Rp 11.000 sekarang Rp 12.000, naik seribu rupiah,” ujar Haji Summang, pedagang sembako di Pasar Baru, Kabupaten Nunukan, Senin (5/2/2018).
Kenaikan harga sembako dari Malaysia, menurut H Summang, karena naiknya nilai tukar ringgit Malaysia terhadap rupiah. Saat ini nilai tukar uang satu ringgit Malaysia mencapai Rp 3.500 dari sebelumnya Rp 3.200.
“Sejak akhir tahun tukaran ringgit mulai naik, kalau harga sama karena nilai tukar naik harga juga ikut naik,“ imbuhnya.
Baca juga: Warga Bisa Dapatkan Sembako Murah di Pekan Komoditas Jakarta Timur
Larangan masuknya kapal kayu pengangkut sembako di Pelabuhan Tawau, Malaysia, juga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga barang kebutuhan pokok dari Malaysia. Untuk mendatangkan sembako dari Malaysia, terpaksa pedagang menggunakan jalur perdagangan tradisional dengan menggunakan perahu kecil.
Akhir tahun 2017, Pemerintah Malaysia kembali memberlakukan larangan masuknya kapal kayu pengangkut sembako ke negara mereka. Mereka beralasan, kapal kayu yang digunakan pedagang dari Nunukan tidak sesuai dengan standar keamanan pelayaran internasional.
Meski empat tahun terakhir Pemerintah Malaysia mulai menerapkan larangan tersebut, tetapi kapal kayu pengangkut sembako kembali diizinkan masuk setelah ada pertemuan antar-delegasi kedua negara.