Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Siswa SD di Gresik "Long March" Kecam Penganiayaan terhadap Guru

Kompas.com - 05/02/2018, 18:14 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Kematian Ahmad Budi Cahyono, guru honorer SMA Negeri 1 Sampang, akibat dianiaya siswanya berinisial HI turut mengundang keprihatinan ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Wringinanom, Gresik.

Dengan dipimpin para guru, sebanyak 306 siswa dan siswi SD Muhammadiyah 1 Wringinanom menggelar beberapa aksi teatrikal hingga long march, mengecam aksi kekerasan yang dilakukan kepada guru Budi.

“Konsep awal memang dari para guru, karena betapa pun guru tetap harus dihormati. Tapi para siswa secara sukarela, bahkan gembira melakukannya. Hingga ada yang sampai melakukan orasi dan membuat puisi,” tutur Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, Kholiq Idris, Senin (5/2/2018).

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Idris ini menyatakan, agenda kali ini digagas lebih karena sikap moral dan dukungan kepada profesi guru, yang dalam beberapa tahun terakhir sempat mengalami pengalaman kurang mengenakkan.

“Sebab kalau zaman saya sekolah dulu, guru itu menjadi sosok sentral dalam membentuk karakter siswa. Kalaupun kena hukuman dari guru, kami menyadari jika itu bagian dari usaha guru untuk membentuk dan mendidik karakter siswa, sehingga begitu lulus sesuai dengan apa yang diharapkan,” terangnya.

Baca juga : Kak Seto Anggap Siswa yang Aniaya Guru Hingga Tewas adalah Korban

“Tidak seperti sekarang, dapat hukuman sedikit saja, misalkan distrap di depan kelas, sudah lapor orangtua, dan lebih parah orangtua sudah marah-marah dulu tanpa mengetahui proses sebenarnya. Beda dengan zaman saya dulu, di mana orangtua memahami bila semua itu dilakukan supaya anaknya mendapat ilmu bermanfaat,” sambung Idris.

Dalam agenda tersebut, Idris juga sempat menyampaikan orasi di para siswanya.

“Kita bisa menjadi sukses juga karena jasa guru, maka muliakanlah gurumu!” seru Idris.

Baru selanjutnya, giliran salah seorang siswi kelas 5 bernama Fina Sifausita yang menyampaikan orasi dengan membaca puisi.

"Guru kau memberi kami ilmu dengan segenap hati, keringat peluhmu tak kau hiraukan hanya demi mencerdaskan kami," ucap Fina.

Siswa lain kemudian melanjutkan puisi karya Kiki Cahya Muslimah itu.

“Puisi itu berjudul jasa guru karya Kiki Cahya Muslimah, saya hanya membacanya saja. Tapi saya senang dengan puisi ini, karena isi puisi menggambarkan bagaimana perjuangan guru dalam membuat kita mengerti dan pintar,” ucap Asya, siswi kelas 5 SD Muhammadiyah 1 Wringinanom.

Usai melakukan beberapa aksi teatrikal di halaman sekolah, para siswa kemudian melakukan long march berkeliling di sekitaran sekolah yang berada di Dusun Kandangasin RT3/RW1, Desa Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Gresik.

Baca juga : Mahfud MD Sambangi Keluarga Guru yang Tewas Dianiaya Muridnya

Dengan membawa spanduk dukungan kepada para guru, beberapa siswa juga membagikan bunga kepada warga dan pengguna jalan yang ditemui. Aksi itu menuai simpati warga.

“Kami ingin memberikan pesan kepada masyarakat bahwa dunia pendidikan harus dijauhkan dari kekerasan. Kami juga menggunakan pita hitam di lengan sebagai wujud duka cita. Dengan pawai (long march) sepanjang 1 kilometer ini dimaksudkan menggugah warga sekitar untuk lebih peduli kepada guru dan dunia pendidikan melalui tulisan yang dibawa oleh anak-anak,” beber wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, Mufidatul Latifah.

Kompas TV Menanggapi kasus penganiayaan guru oleh muridnya sendiri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendy, meminta keadilan harus ditegakkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com