Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Dedi Mulyadi Lakukan "Paturay Tineung" dengan Warga

Kompas.com - 04/02/2018, 10:36 WIB
Farida Farhan

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemuda menarik perhatian Dedi Mulyadi saat berada di atas panggung acara 'Paturay Tineung' di Lapangan Sempurna, Desa Linggarsari, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (3/2) malam.

Pemuda itu tampak memiliki tato di bagian lengan dan kaki. Uniknya, ia juga terlihat memegang sebuah botol susu untuk bayi.

"Kadieu kang (ke sini kang), duh penampilan tato ala punk tapi hatinya pink ini, salut pisan," ujar Dedi sembari bercanda.

Pemuda tersebut mengaku bernama Jajang (22), warga Kabupaten Bandung Barat yang mempersunting seorang gadis di Desa Linggasari. Sehari-hari, ia berprofesi sebagai pelukis rumah, dengan bayaran Rp 80.000.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Menghadapi Pilkada Ini Saya Jauh Lebih Santai...

Sementara sang istri, Iis Juliana (20), bekerja sebagai pegawai rumah makan di Jatiluhur dengan penghasilan Rp 800.000 per bulan

"Kerja mah tergantung order Pak, kalau istri mah penghasilannya rutin per bulan," tutur Jajang.

Dedi dan beberapa warga yang hadir memberikan sumbangan kepada Jajang untuk membuka usaha. Hasilnya, terkumpul uang Rp10 Juta. Jajang ternyata lebih memilih menggunakan uang tersebut untuk beternak domba.

"Serius kamu mau ternak domba?" tanya Dedi yang dijawab anggukan oleh Jajang.

Dedi kemudian bicara kepada Jajang, bahwa modal tersebut merupakan kenangan dari dirinya dan warga Purwakarta. Ia meminta agar Jajang memanfaatkan modal tersebut dengan baik.

"Ini kenangan, mohon dimanfaatkan dengan baik," kata Dedi.

Sebagai informasi saja, masa jabatan Bupati dua periode itu akan berakhir pada Maret 2018 mendatang. Sebelumnya, ia mengambil cuti di luar tanggungan negara, lantaran mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.

Puluhan ribu warga Kecamatan Darangdan dan Kecamatan Bojong yang hadir tampak terharu melihat Dedi di tengah-tengah mereka. Bahkan, banyak di antara mereka yang tak kuasa menahan tangis.

"Saya dilahirkan di desa ini, sejak lahir sampai sekarang, cuma Kang Dedi yang betul-betul memperhatikan kebutuhan warganya. Nuhun pisan bapak (terima kasih sekali bapak)," kata Erni Suryani (48) warga Desa Linggasari sambil terisak.

Apresiasi terhadap Dedi Mulyadi juga datang dari aparat desa. Ketua RT dari Kampung Kertasari, Desa Cilingga, Darangdan, Arifin (55) mengaku merasakan peningkatan kesejahteraan dirinya sebagai aparat.

Ia menyebut, selama 20 tahun menjabat sebagai Ketua RT, hanya pada kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Bupati lah nasibnya diperhatikan. Perhatian tersebut terlihat dari peningkatan honornya dari Rp 225.000 per triwulan, menjadi Rp 650.000 per bulan.

"Nasib kami sebagai aparat dan ujung tombak pelayanan pemerintah sangat diperhatikan. Semoga Purwakarta mendapatkan pemimpin yang sebanding dengan Kang Dedi Mulyadi," ujarnya.

Pembangunan suprastruktur dan infrastruktur di wilayah tempat tinggal Arifin pun berlangsung pesat. Kultur masyarakat desa terjaga melalui Peraturan Bupati tentang Desa Budaya dan infrastruktur jalan pun tak ketinggalan dibangun secara massif. Sehingga, kata dia, mobilitas ekonomi dan aktivitas warga Desa Cilingga berlangsung cepat.

"Kami berkegiatan ada payung hukumnya. Kultur desa kami terjaga. Sekarang pun kalau ke kota bisa lebih cepat, jalan di kampung sudah bagus," katanya.

Saat Dedi turun panggung, terdengar tangisan warga yang hadir. Mereka bersedih karena Dedi tidak akan lagi memimpin Purwakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com