Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Terduga Teroris Ditangkap di Banyumas, Polisi Temukan Senapan Angin dan Busur Panah

Kompas.com - 01/02/2018, 19:47 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com — Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (1/2/2018).

Kedua tersangka masing-masing bernama Sidik (33) dan SL dibekuk tanpa peralawanan di Jalan Agus Salim, Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, sekitar pukul 11.00 WIB.

Kapolres Banyumas Ajun Komisaris Besar Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, Sidik yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang ini diduga berperan sebagai fasilitator dengan menyembunyikan salah satu terduga teroris.

Selain itu, lanjut Bambang, Sidik juga diduga turut mendanai sejumlah gerakan radikal yang melibatkan beberapa nama terduga teroris.

“Sementara untuk SL saat ini masih dilakukan pendalaman. Sehari-hari SL memang bekerja sebagai karyawan Sidik, tetapi dari informasi yang didapat, kami menduga mereka masih satu jaringan,” katanya.

Pasca-penangkapan kedua terduga teroris tersebut, sekitar pukul 15.00 WIB 10 personel Tim Densus 88 didampingi 10 personel Inafis Polres Banyumas menggeledah dua rumah milik Sidik. Dua rumah tersebut masing-masing berada di RT 001 RW 003, Desa Pasir Wetan, Kecamatan Karanglewas; dan RT 003 RW 008, Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Jawa Tengah.

Dari penggeledahan di rumah Pasir Wetan, Bambang menyebut, tidak ditemukan satu pun bahan peledak.

Baca juga: Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris di Temanggung

Meski demikian, dari pantauan Kompas.com di lokasi, petugas tampak membawa satu busur panah dan senapan angin dari dalam rumah tersangka.

“Polisi juga menyita beberapa buku, flashdisk, dan beberapa dokumen yang diduga terkait dengan kegiatan terorisme,” katanya.

Warga bubarkan pengajian

Salah satu tetangga tersangka, Ali Samhudi, mengungkapkan, sebelum ditangkap Sidik pernah beberapa kali menggelar pengajian di rumahnya di Pasir Wetan. Namun, warga merasa sangsi karena tersangka tidak meminta izin kepada perangkat RT maupun tetangga sekitar.

“Pengajiannya malam hari, dan yang datang malah bukan warga sekitar, tapi orang luar,” katanya.

Karena curiga, dia meminta dua orang warganya untuk mengikuti pengajian tersebut. Dari keterangan dua warganya, dalam pengajian di rumah tersangka dibahas terkait materi tentang paham radikal.

“Kami pernah laporan ke polsek dan koramil, tapi warga kami yang sempat ikut pengajian itu tidak mau jadi saksi,” ujar Ali.

Baca juga: Menteri Pertahanan: Teroris Musuh Bersama, Kenapa Diumpet-umpetin

Warga yang semakin tidak nyaman dengan pengajian tersebut akhirnya mengambil tindakan untuk membubarkan pengajian. Sejak saat itu, Ali mengatakan, Sidik yang merupakan pendatang di Desa Pasir Wetan tidak lagi melakukan pengajian di rumah itu.

Sementara itu, Sigit Rusmanto, tetangga tersangka di Karangpucung, menuturkan, dalam kehidupan sosial, Sidik cukup tertutup, tetapi dikenal cukup royal untuk mendanai kegiatan-kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya.

“Keluarganya juga cukup harmonis, istrinya dua hidup serumah,” ujarnya.

Kompas TV Petugas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mewaspadai kelompok teroris yang bergerak sendiri atau biasa disebut lone wolf jelang Natal dan Tahun Baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com