Awal berkenalan
Ia mengaku belum bertemu dengan mertuanya setelah menikah dengan Ezra. Saat ini dirinya fokus mengurus visa agar bisa bertemu mertuanya di Selandia Baru.
"Sekarang saya masih bekerja di Jakarta. Setelah surat selesai diurus, saya akan menyusul Ezra di Australia, lalu menemui mertua saya," ucap Rini.
Ketika ditanya ke mana akan berbulan madu, putri bungsu pasangan Sukiman dan Wagiyem itu mengaku belum ada waktu untuk berbulan madu, apalagi Ezra akan kembali bekerja.
Tentang awal berkenalan dengan Ezra, Rini menceritakan, pertama kali berkenalan dengan suaminya itu di Pantai Kuta, Bali, setahun yang lalu. Setelah berkenalan, ia sering berkomunikasi dengan Ezra via jejaring sosial Facebook, WA, dan telepon setiap hari.
Komunikasi keduanya berjalan lancar lantaran Rini bisa berbahasa Inggris. Kemampuannya berbahasa Inggris lantaran anak yang diasuhnya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
"Anak yang saya asuh biasa menggunakan bahasa Inggris, maka saya bisa berbahasa Inggris," ungkap Rini.
Ia tidak mengingat kapan Ezra menyatakan cinta kepadanya. Hanya saja, ia mengingat saat Ezra melamar dirinya. "Dia melamar saya waktu liburan kedua di Bali, Agustus 2017," ujar Rini.
Setibanya di kampung halaman, kenang Rini, banyak yang minta swafoto dengan Ezra. Tak hanya itu, saat berada di Central Park, banyak perempuan yang meminta foto dengan suaminya.
Saat Ezra mengungkapkan untuk melamarnya, Rini memberikan syarat calon suaminya harus seiman dengan dirinya. Ezra pun akhirnya memutuskan menjadi mualaf dan siap menikahi dirinya.
"Sebelum menjadi mualaf, dia butuh waktu. Akhirnya dia bilang setuju," tuturnya.
Menurut Rini, sebenarnya Ezra menginginkan menikah pada akhir tahun 2017. Namun, keinginannya itu batal lantaran bapaknya mengalami kecelakaan di Solo sehingga pernikahannya ditunda.
Baca juga: Kisah Rob Henry, Bule yang Menemukan Jati Diri di Antara Suku Mentawai
Ia menambahkan, saat Ezra dikenalkan kepada keluarganya, kedua orangtuanya keberatan merestui hubungan mereka karena khawatir Rini jauh dari kampung halamannya.
Tetapi, ia mampu meyakinkan kepada orangtuanya bagaimana perjuangan Ezra menikahi dirinya hingga menjadi mualaf.
"Orangtua saya takut dan tidak mau saya pergi jauh dari rumah. Tetapi, setelah dijelaskan bahwa saya dan Ezra akan datang menengok ke Wonogiri, akhirnya kedua orangtua saya merestui," ujar Rini.
Rini meyakini Ezra serius dan tidak main-main menikahinya. Hal itu terlihat dari sikap Ezra yang baik, peduli, dan tegas bila dirinya berbuat salah.
Halaman berikutnya: Berjuang melafalkan ijab kabul