Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem: Plt Gubernur dari Polisi Jangan Diasumsikan Pilkada Jabar Tidak Aman

Kompas.com - 30/01/2018, 09:30 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopha mengomentari rencana penempatan jenderal polisi untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Barat untuk mengisi kekosongan jabatan setelah Gubernur Ahmad Heryawan selesai menjalani tugas pada Juni 2018.

Saan mengatakan, penempatan jenderal polisi sebagai Plt Gubernur Jawa Barat diharapkan bukan berdasarkan alasan untuk menjaga keamanan.

“Kalau misalnya dasar pertimbangannya bahwa menempatkan perwira polisi sebagai Plt di Gubernur Jawa Barat terkait soal keamanan menjelang pilkada, menurut saya, kita serahkan ke Kapolda Jawa Barat sebagai penanggung jawab utama soal keamanan,” ujar Saan di Bandung, Selasa (30/1/2018).

Saan menambahkan, alasan keamanan akan menimbulkan asumsi jika situasi Pilkada Jawa Barat yang musim kampanye dimulai pada 15 Februari 2018 bakal memanas.

“Kita juga harus menghindari sebuah asumsi atau spekulasi dengan adanya perwira menjadi Plt Gubernur jangan sampai berspekulasi bahwa Pilkada Jabar itu dispekulasikan tidak aman sehingga perlu Plt dari perwira Polri seperti yang selama ini disampaikan oleh banyak kalangan,” ujarnya.

Baca juga: Nasdem Nilai Tak Relevan Alasan Mendagri Tunjuk Petinggi Polri Jadi Penjabat Gubernur

Selain itu, Saan berharap siapa pun yang ditunjuk sebagai Plt Gubernur Jawa Barat bisa menjaga netralitas.

“Netralitas Plt itu harus betul-betul terjaga. Karena itu, kami berharap ketika Mendagri memang mau menempatkan seseorang menjadi Plt Gubernur Jawa Barat harus mempertimbangkan itu,” ucapnya.

Polemik rencana penempatan perwira polisi sebagai Plt Gubernur Jawa Barat, kata Saan, diharapkan tidak menjadi awal atau pemicu tingginya tensi pada Pilkada Jawa Barat.

“Supaya pilkada ini diawali dengan sesuatu yang baik. Jangan sampai pilkada baru mau dimulai, dengan hadirnya Plt justru yang muncul adalah perbedaan dan polemik, dan justru itu akan membuat pilkada diawali dengan sesuatu yang menurut saya kurang baik,” tuturnya.

Kompas TV Simak dialognya dalam Kompas Petang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com