Selain rumah-rumah adat, di dalam kawasan Benteng Somba Opu ini juga terdapat beberapa museum yang menjadi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, termasuk meriam besar yang panjangnya sekitar 9 meter juga disimpan dan dilestarikan di museum tersebut.
Setiap hari, Benteng Somba Opu ramai dikunjungi para pelancong maupun ratusan mahasiswa yang melakukan berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan. Para mahasiswa ini pun melakukan berbagai kegiatan kemahasiswaan di rumah-rumah adat dan bahkan sampai menginap beberapa hari.
Baca juga : Selamat Datang di Arg-e Bam, Benteng Kuno yang Bangkit dari Tanah)
Untuk sampai ke Benteng Somba Opu, pengunjung harus melewati jembatan besi yang panjang yang melintang di atas Sungai Jene'berang.
Setelah melewati jembatan besi yang dapat dilewati dua arus kendaraan roda empat ini, pengunjung akan mendapatkan petunjuk arah menuju Benteng Somba Opu.
Di tengah perjalanan, petugas Benteng Somba Opu akan meminta retribusi sebesar Rp 3.000 per pelancong.
Namun, sebelum itu, pengunjung akan menjumpai sebuah tempat permandian dan kebun binatang bernama Gowa Discovery Park yang dikelolah oleh pihak swasta.
Gowa Discovery Park ini sudah berdiri sekitar 6 tahunan setelah diserahkan lahan pengelolaannya oleh Pemerintah Provinsi Sulsel yang Gubernurnya, Syahrul Yasin Limpo.
Pembuatan Gowa Discovery Park ini sempat menimbulkan polemik antara masyarakat Makassar dan Gowa melawan Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Gowa.
Warga melawan pemerintahan 'Dinasti Yasin Limpo' yang pada waktu itu Gubernur dijabat oleh Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Gowa dijabat oleh Ichsan Yasin Limpo dan kalah sehingga pembangunan Gowa Discovery Park dikelola oleh pihak swasta.
Ketika memasuki kawasan Benteng Somba Opu, jalanan terbuat dari batako tampak mulai rusak dan bahkan ada yang berkubang. Selain itu, terdapat beberapa rumah adat yang menjadi cagar budaya mulai rusak dimakan usia tidak kurang mendapat perhatian.
Meski perawatan dan pemeliharaan di bawah pemerintah, terdapat juga pungutan-pungutan retribusi maupun sewa rumah adat untuk digunakan berbagai kegiatan. Namun, kondisi Benteng Somba Opu dan rumah adat yang tidak mendapat perhatian dan perawatan.
Benteng Somba Opu merupakan wajah untuk mengenal kembali sejarah yang ada. Tetapi, penghargaan terhadap saksi sejarah ini terkesan terabaikan yang terkikis oleh perkembangan zaman.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan