Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latih Generasi Zaman "Now" Bangun Kesadaran Gender

Kompas.com - 28/01/2018, 10:17 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan menyadari betul pentingnya generasi milenial terlibat dalam diskusi tentang kesetaran gender dan pemberdayaan perempuan sedini mungkin.

Hal itu mendasari GPSP melibatkan generasi milenial dalam kegiatan Training of Trainer (TOT) bertajuk "Peningkatan Kapasitas Perempuan untuk Percepatan Kesetaraan Gender" di Jakarta pada 26-28 Januari 2018. 

Training tersebut dihadiri 16 perwakilan remaja dari berbagai daerah.

Ketua Yayasan GPSP, Linda Gumelar mengatakan, tidak ada satu negara pun di dunia yang sudah setara secara gender bahkan negara maju sekalipun.

Baca juga : Aparat Hukum Diminta Utamakan Kesetaraan Gender pada Perkara Perempuan

Linda dan Yayasan GPSP tertantang untuk mendorong kesetaraan gender dengan melibatkan generasi milenial untuk ikut berperan aktif dalam percepatan kesetaraan gender.

“Sudah saatnya remaja zaman now memimpin estafet posisi trainer (pelatih) agar mereka dapat dengan cepat dan efektif dalam mengkomunikasikan pemahaman tentang kesetaraan gender," kata Linda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (28/1/2018).

Linda yakin generasi milenial ini mampu untuk terlibat dalam menegakan kesetaraan gender di Indonesia. Apalagi generasi milenial tersebut paham betul segala bentuk teknologi untuk menyebarkan informasi tentang gender yang benar.

“Ini sejalan dengan tujuan ToT yang salah satunya untuk memperbanyak trainer (pelatih) muda, yang nantinya akan memberikan pemahaman tentang peningkatan kapasitas perempuan untuk percepatan kesetaraan gender," kata mantan Menteri PPPA Kabinet Indonesia Bersatu II tersebut.


Sementara itu GKR Hemas, salah satu pendiri Yayasan GPSP, mengatakan, saat ini GPSP sudah berhasil menyentuh perwakilan generasi milenial.

“Tidak ada gap di sini, bahkan dalam hal berkomunikasi. Karena melalui pertemuan seperti ini, kita yang lebih senior dapat secara langsung melihat apa yang mereka butuhkan. Paham dengan gaya dan bahasa mereka dalam mengekspresikan dirinya”, tambahnya.

Beberapa pakar di bidang gender dan komunikasi yang bergabung di GPSP menjadi fasilitator, termasuk dosen UI Dr Effy Zalfiana Rusfian M.Si yang mempresentasikan cara membangun komunikasi efektif antar generasi.

Usia tampaknya bukan kendala bagi para fasilitator ini. Rini misalnya, pakar gender yang pernah menjabat Sesmen di Kementerian Urusan Peranan Wanita. Di usianya yang sudah masuk 80 tahun, semangatnya tak kalah dari yang muda. Cara berpresentasi nenek dari artis Sheryl Sheinafia ini sangat kekinian.

“Bertemu fasilitator muda yang semangat malah memotivasi saya. Pemahaman mereka terhadap gender sungguh mengagumkan. Kapasitas mereka untuk menjadi fasilitator muda dalam menularkan informasi penting soal kesetaran di atas rata-rata”, ujarnya berapi-api.

Nabila, peserta asal Bandung yang juga Wakil Ketua Forum Anak Nasional, mengatakan kegiatan ToT yang diselenggarakan GPSP sangat bermanfaat dan menambah wawasan baru.

“Enggak nyangka banget bakal ketemu banyak ahli di bidang gender dan komunikasi. Jadi makin semangat untuk memotivasi teman-teman tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” kata Nabila sambil menyerahkan buku karyanya tentang memotivasi remaja untuk mencapai cita-cita.

Sementara Budi, mahasiswa asal Sumatera Utara mengagumi metode ToT dari GPSP.

“Sangat menginspirasi. Kita tidak hanya paham tentang konsep dan kesetaraan gender saja melainkan juga integrasi gender dengan politik, sosial, budaya dan hal lain terkait kepemimpinan dan jati diri,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com