Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kapal Pengangkut Sampah Senilai Rp 270 Juta Diterjunkan ke Citarum

Kompas.com - 26/01/2018, 18:23 WIB
Agie Permadi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Makodam III/Siliwangi menerima dua unit kapal Katamaran senilai Rp 270 juta, untuk pelestarian Sungai Citarum di Jawa Barat.

Nantinya, kapal yang memiliki bentuk konfigurasi dua lambung kapal ini akan dipergunakan para personel Kodam III/ Siliwangi untuk membantu membersihkan sampah di sepanjang Sungai Citarum.

Panglima Kodam (Pangdam) III/ Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo menjelaskan, dua unit kapal katamaran ini merupakan sumbangan dari perusahaan lokal yang bergerak di bidang kelautan, perikanan, dan pariwisata.

"Dua unit katamaran ini disumbang. Kalau lihat bentuknya, ini digunakan di perairan seperti sungai, danau, dan waduk. Alat ini berfungsi mengumpulkan sampah," ujarnya, Jumat (26/1/2018).

(Baca juga : Diduga Buang Limbah B3 ke Citarum, 3 Perusahaan Ditutup Sementara )

Dengan kapal katamaran ini, personel Kodam III/ Siliwangi yang ditempatkan di beberapa titik Sungai Citarum akan terbantu untuk membersihkan dan mengumpulkan sampah.

Doni menjelaskan, kapal ini membuktikan perusahaan Indonesia dapat dan mampu memiliki teknologi yang dapat berkontribusi untuk kelautan dan perairan Indonesia.

Tak hanya itu, Doni mengungkapkan, terdapat sumbangan lain untuk membantu pemulihan Citarum. Bantuan tersebut berupa dana Rp 20 miliar dari perusahaan lainnya. 

Sementara itu, General Manager PT Gani Arta Dwitunggal Andi J Sunadim menjelaskan, kapal katamaram yang disumbangkan perusahaanya tersebut memiliki kapasitas 1,5 -2 ton.

Kapal dengan dua lambung di sisi kanan dan kiri ini dibuat dari polietilena berdensitas tinggi atau High Density Polythylene (HDPE), yakni polietilena termoplastik yang terbuat dari minyak bumi.

(Baca juga : Citarum Harum, Jihad Lingkungan Masyarakat Jawa Barat )

Bahan ini merupakan plastik ramah lingkungan yang dapat didaur ulang dengan cepat. Kekuatannya sendiri selama 25 tahun dan tahan benturan. 

Menurut Andi, kapal katamaram telah diuji coba di Ambon, meski operasionalnya pengambilan sampah masih dilakukan secara manual. Namun ke depan, pihaknya akan melakukan pengembangan untuk membantu penyempurnaan kapal pengangkut sampah tersebut.

"Kami akan modifikasi agar dapat mengangkut sampah secara otomatis," tuturnya.

Sebab dalam pelaksanaannya, kapal ini hanya mengandalkan jaring yang dipasang di depan kapal untuk menjaring sampah apung di Sungai Citarum.

Selain itu, personel di atas kapal yang digerakkan dengan mesin motor tempel ini pun bakal menjaring sampah secara manual di sekitar sungai dan mengumpulkannya di atas kapal untuk kemudian dibawa ke daratan.

"Sebagian melaju sampah terapung, sampah juga bisa diambil dari pinggir. Ini spesial dibuat untuk Kodam III/Siliwangi," jelasnya.

Kapal yang dibuat dalam waktu tiga hari ini menghabiskan dana senilai Rp 135 juta per kapal. "Bahannya sebagian besar dari lokal, hanya metal atau stainles steelnya yang impor dari Taiwan," jelasnya.

Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi, Letnan Kolonel (Letkol) ARH Desi Ariyanto mengatakan, Kodam menargetkan 7 tahun penanaman pohon di 8 hektar di hutan sekitar Sungai Citarum.

"Yang ditanam bukan bibit kecil biasa, tapi bibit pohon yang sudah tumbuh," tuturnya.

Terkait operasional kapal katamaran, dua unit kapal tersebut akan langsung diterjunkan hari ini. "Ini langsung didistribusikan?," pungkasnya.

Kompas TV Pemilik 78 ton limbah beracun yang ditemukan di Karawang, Jawa Barat telah menjalani pemeriksaan di Polres Karawang untuk dimintai keterangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com