Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Menkes Atasi KLB Gizi Buruk dan Campak di Asmat

Kompas.com - 26/01/2018, 08:12 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek telah mengunjungi langsung Agast, Kabupaten Asmat, Papua, lokasi kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang telah menewaskan 70 orang balita sejak September 2017 silam.

Kepada Kompas.com, Nila mengatakan, pemerintah segera menangani kasus gizi buruk dan campak di Asmat. Dia pun menjelaskan strategi penanganannya.

"Jadi strategi pertama, yakni kita harus tangani yang kritis dulu. Nah, itu sedang kita lakukan, bekerja sama dengan TNI, Polri, Kementerian Sosial dan pihak-pihak lainnya," kata Nila ketika ditemui di salah satu hotel di Kabupaten Mimika, Jumat (26/1/2018).

Nila mengatakan, dalam waktu 10 hari, pemerintah pusat harus mengirim tenaga medis guna menangani pasien gizi buruk yang saat ini dirawat di RSU Agast, Kabupaten Asmat.

"Di samping itu, kita juga menyusuri 23 distrik (kecamatan) dibantu Babinsa yang dimiliki TNI, lalu membawa mereka yang ditemukan terkena dampak KLB. Sambil logistik berupa obat-obatan dan makanan tambahan kita salurkan," katanya.

Setelah 10 hari tahap pertama selesai, lanjut Nila, maka dilanjutkan tahap kedua dan ketiga di bulan pertama, yakni penanganan rehabilitasi.

"Yang harus dipikirkan setelah penanganannya adalah rehabilitasi sampai jangka panjang. Itu sebabnya di Mimika ini saya kumpulkan semua kepala Dinas Kesehatan se-Papua agar kita mendengarkan apa yang mereka hadapi selama ini di daerah mereka masing-masing. Hari ini rencananya kita akan memberikan rekomendasi apa yang perlu mereka lakukan agar kasus-kasus seperti ini tak terjadi," paparnya.

Baca juga : Menkes Kunjungi Pasien Gizi Buruk di Asmat

Sehari sebelumnya, Komandan Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat, Brigjen TNI Asep Setia Gunawan mengatakan tim kesehatan terpadu sudah memeriksa 12.398 anak di Asmat.

“Dari 12.398 anak yang mendapat pelayanan kesehatan, ditemukan 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk. Selain itu, ditemukan pula 25 anak suspek campak dan 4 anak yang terkena campak dan gizi buruk,” kata Asep dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/1/2018) melalui rilis yang dikirim Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih. 

Menurut Komandan Korem 174/ATW Merauke ini, jumlah anak yang meninggal akibat wabah campak dan gizi buruk sejak September 2017 hingga 24 Januari tercatat sebanyak 70 orang. Dari 70 korban meninggal itu, 65 anak meninggal akibat gizi buruk, 4 anak karena campak dan 1 orang karena tetanus.

“Data di Posko Induk Penanggulangan KLB Asmat di Agats disebutkan 37 anak meninggal di Distrik Pulau Tiga, 15 anak di Distrik Fayit, 8 anak di Distrik Aswi, 4 anak di Distrik Akat dan 6 lainnya meninggal di RSUD Agats,” kata Asep.

Pasien rawat inap

Sejak tim terpadu memberikan pelayanan kesehatan serentak di 19 distrik dan melakukan evakuasi terhadap penderita gizi buruk dan campak yang tidak tertangani di puskesmas, pasien di RSU Agats membeludak.

Baca juga : Satgas Terpadu KLB Asmat Temukan 646 Kasus Campak dan 144 Gizi Buruk

Asep menjelaskan, hingga saat ini ada 93 pasien yang menjalani rawat inap di Agats, masing-masing 41 orang di RSU Agats dan 52 pasien di aula Gereja GPI.

“Saat ini di RSUD Agats, ada 8 pasien campak dan 23 pasien gizi buruk serta 10 pasien malaria. Sementara 52 pasien dirawat di aula Gereja GPI. Pasien yang dirawat di RSUD adalah pasien yang butuh perhatian khusus dokter, sementara yang dirawat di aula, mereka yang sudah dinyatakan dokter dalam masa pemulihan,” kata Asep.

Kompas TV Bacagub Papua John Wempi Wetipo mengkritik kinerja Pemprov Papua yang dinilai tidak berjalan maksimal dan terkesan tumpang tindih khususnya soal kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com