Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Rumah Warga di Trenggalek Hancur akibat Tanah Retak

Kompas.com - 22/01/2018, 21:13 WIB
Slamet Widodo

Penulis

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Sebanyak empat rumah di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, rusak parah akibat tanah retak, Senin (22/1/2018). Tiga rumah rusak parah dan satu rumah kondisinya mengkhawatirkan.

“Ada empat rumah yang mengalami kerusakan. Tiga rumah hancur dan satu rumah sudah mulai retak di bagian lantai maupun dinding,” ujar Camat Bendungan, Nurkholik.

Hujan deras yang sering mengguyur sejumlah wilayah Trenggalek timur sejak akhir Desember 2017 hingga saat ini mengakibatkan tanah di sejumlah wilayah area pegunungan mengalami keretakan. 

Dari empat rumah yang rusak itu, tiga rumah rusak parah dan ambruk di sebagian ruangan, sedangkan satu rumah lagi kondisinya mengkhawatirkan, yakni mulai retak di lantai dan dinding dengan lebar tiga hingga lima sentimeter.

Keempat rumah tersebut ditinggalkan oleh pemiliknya mengungsi ke tempat saudara atau tetangga yang lebih aman.

“Seperti yang kita lihat, tiga rumah nyaris roboh dan seluruh bagian ruang mengalami retak yang lebar. Semua bangunan sudah miring. Bahkan ada ruang kamar yang sudah hancur dan tidak memungkinkan untuk ditempati lagi,” ujar Nurkholik. 

Baca juga: Tanah Retak di Dayakan Ponorogo, 293 Jiwa Mengungsi

Pada awalnya, keretakan mulai terjadi sejak beberapa bulan lalu di tiga rumah yang letaknya sejajar. Semakin hari kondisi retakannya semakin parah dan lebar. Kemudian, beberapa minggu lalu, kondisinya semakin parah hingga beberapa bagian rumah roboh. Sampai saat ini kondisi tanah di wilayah tersebut masih labil dan muncul retakan baru. 

“Awal retak sudah lama. Tapi yang paling parah ya yang kemarin itu, atap rumah sampai jatuh, dan semakin hari semakin parah. Kemarin kondisi rumah masih belum miring, sekarang sudah nyaris roboh semua,” ucap Mariah (45), pemilik salah satu rumah.

Atas musibah tanah retak ini, sebanyak empat kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 12 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka tidak memungkinkan untuk dihuni.

“Belum tahu sampai kapan kami mengungsi. Kami juga tidak berani balik pulang. Lagi pula rumah kami sudah tidak bisa ditempati kembali,” ucap Mariah.

Warga yang rumahnya rusak akibat tanah retak belum bisa memperbaikinya karena kondisi tanah masih mengalami pergerakan. Sebagian besar warga bergotong royong mengamankan barang maupun bahan bangunan yang masih bisa digunakan kembali. Pihak kecamatan bersama pemerintah desa saat ini masih konsentrasi penanganan warga yang mengungsi. 

“Kami mengutamakan keselamatan jiwa. Sejak beberapa hari lalu warga bergotong royong menyelamatkan barang berharga maupun bahan bangunan yang bisa digunakan,” jelas Nurkholik.

Baca juga: Tanah Retak Setelah Gempa di Cirebon, Empat Rumah Ambruk

Secara terpisah, Bupati Trenggalek sudah mengambil langkah guna mengatasi masalah pergerakan tanah di sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek. Salah satunya adalah tanah retak yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, ini.

“Kami sudah mendatangkan tim peneliti geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta guna melakukan penelitian struktur tanah. Jangan sampai kita sediakan lahan untuk relokasi akan kembali retak,” terang Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak.

“Sebab, struktur wilayah perbukitan di Trenggalek banyak sekali terdapat zona merah (rawan longsor atau retak). Kalau memang harus direlokasi ya kita relokasi, dengan syarat warga bersedia tukar guling lahan. Pernah ada kendala dalam relokasi, yakni warga bersedia direlokasi, tapi lahan yang lama tidak dilepas,” ujar Emil Dardak.

Kompas TV Empat rumah di Desa Depok, Kabupaten Trenggalek rusak parah akibat tanah retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com