TRENGGALEK, KOMPAS.com - Jalur utama penghubung antar-kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur putus total akibat tertimbun material longsor pada Minggu (21/01/2018) dinihari, sekitar pukul 02.00 WIB.
Longsor menimbun seluruh bagian jalan sepanjang 200 hingga 300 meter, dengan ketinggian yang bahkan mencapai 4 meter.
"Sebelumnya sekitar beberapa minggu lalu, kami (Polres Trenggalek) sudah menyatakan siaga bencana di wilayah ini karena sudah terjadi retakan," ujar Wakapolres Trenggalek Komisaris Polisi Agung Setyono, di lokasi longsor, Minggu.
"Kemudian kami lakukan kordinasi bersama BPBD, Kodim, serta pemerintah daerah untuk menyiagakan segala sesuatu yang dibutuhkan. Kemudian dipasang rambu-rambu rawan bencana longsor," kata dia.
(Baca juga: Hujan Lebat Picu Longsor dan Pohon Tumbang di Kawasan Borobudur)
Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek pada Sabtu Malam hingga Minggu dinihari, di wilayah perbatasan Kecamatan Kampak dan Kecamatan Munjungan.
Tebing setinggi 5 meter mendadak longsor dan memutus total akses utama penghubung jalur sisi selatan kabupaten Trenggalek.
"Sesuai laporan yang kami terima, longsor terjadi dari tebing setinggi 5 meter seluas sekitar 4 hektar," kata Kompol Agung Setyono.
Dua alat berat yang didatangkan ke lokasi belum bisa beroperasi membersihkan material longsor. Ini disebabkan kondisi masih sering turun hujan dan kondisi tanah di lokasi longsor masih labil, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
Lalu lintas dialihkan
Akibat jalur utama yang tertimbun longsor, arus lalu lintas kemudian dialihkan ke jalur alternatif yang jaraknya dua kali lebih jauh jika dibandingkan melalui jalur utama ini.
Selama jalur masih tertutup, arus lalu lintas dari Kecamatan Kampak menuju Kecamatan Munjungan dialihkan melintasi Desa Bogoran di Kecamatan Kampak.
Sedangkan dari arah Kecamatan Munjungan menuju Kecamatan Kampak, dialihkan melintasi Desa Pandean di Kecamatan dongko. Para pengguna jalan alternatif diimbau agar hati-hati, sebab kondisi jalur alternatif sangat sempit dan lebih sulit.
"Kami imbau kepada seluruh warga yang melintas jalur alternatif agar waspada dan hati-hati, sebab kondisi jalur termasuk sulit dan banyak jurang," tutur Agung.
"Rambu-rambu larangan melintas kami pasang di titik aman di radius sekitar 500 meter dari titik longsor," ucap dia.