Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Asal Semarang Hilang, 11 Tahun di Singapura Tidak Pernah Ada Kabar

Kompas.com - 20/01/2018, 22:15 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Rubiyanti (37), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Semarang, sudah lebih dari 11 tahun tidak diketahui rimbanya. Keluarganya mengharapkan pemerintah turun tangan mencari keberadaan Rubiyanti.

Anak ketiga dari pasangan Jumain (70) dan Jumini (67) ini pergi bekerja ke Singapura sejak tahun 2003. Namun, empat tahun kemudian, keluarganya kehilangan kontak dengan Rubiyanti.

"Sesuai kontrak, dia selesai sampai 2005. Kemudian diperpanjang lagi dua tahun hingga 2007, tapi setelah perpanjangan kontrak tidak ada kabarnya," kata Suroso (39), kakak Rubiyanti, saat ditemui di rumahnya di Desa Pagersari, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (20/1/2018) siang.

Pihak keluarga sudah berusaha mencari tahu keberadaan Rubiyanti melalui agen penyalurnya di daerah Pabelan, Kabupaten Semarang. Namun, pihak penyalur TKI tersebut memberitahukan bahwa Rubiyanti sudah pulang ke Indonesia.

"Tapi, kenyataannya hingga sekarang tidak kembali di ke rumah, terus keluarga juga menanyakan kepada sejumlah orang pintar," jelasnya.

Baca juga: Polisi Selamatkan 17 TKI yang Dipekerjakan secara Ilegal di Malaysia

Suroso menambahkan, hingga saat ini keluarga belum melaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian. Keluarga sangat berharap Rubiyanti pulang ke rumah, apalagi anak semata wayangnya, Aisa Amelia, saat ini sudah duduk di bangku kelas IX SMP.

Sarju (43), kakak tertua Rubiyanti, mengaku pertemuan terakhir dengan Rubiyanti terjadi pada tahun 2003, saat mengantarkannya ke penyalur TKI di Pabelan, Kabupaten Semarang.

"Saat berangkat, kami, bapak, dan ibu mengantarkan sampai ke penyalurnya di Pabelan," kata Sarju.

Rubiyanti memutuskan menjadi TKI di Singapura untuk membantu perekonomian keluarga. Namun, hingga 11 tahun kemudian, keberadaan Rubiyanti tidak diketahui.

Hal yang membuat keluarganya sedih, saat berangkat ke Singapura, Rubiyanti meninggalkan suaminya, Supiyani, dan anak semata wayangnya, Aisa Amelia, yang saat itu berusia 22 bulan.

Kini Aisa diasuh oleh kakek dan neneknya setelah Supiyani meninggal dunia beberapa tahun lalu karena gagal ginjal.

"Kami harap pemerintah bisa membantu mencari keberadaan Rubiyanti," tutur Sarju.

Kompas TV Dikabarkan jatuh ke laut Tenaga Kerja Indonesia asal Ponorogo Jawa Timur ditemukan tewas setelah sempat hilang di Laut Korea.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com