Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerebek Tempat Prostitusi, Mobil Laskar Pembela Islam Dirusak Warga

Kompas.com - 19/01/2018, 19:34 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Mobil anggota Laskar Pembela Islam (LPI) Pamekasan dirusak warga saat anggota LPI menggerebek tempat prostitusi di Desa Ponteh, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jumat (19/1/2018).

Mobil tersebut dirusak setelah puluhan anggota LPI masuk ke sebuah rumah prostitusi dan membawa dua perempuan yang diduga pekerja seks.

Muhlis, salah satu warga Desa Ponteh, kepada Kompas.com, menjelaskan, kelompok orang berbaju serba putih itu datang ke Desa Ponteh mengendarai mobil. Ada pula sebagian yang mengendarai motor. Tiba-tiba mereka masuk ke sebuah rumah yang diduga rumah prostitusi.

"Suasananya ribut karena ada perlawanan dari penghuni rumah. Tambah ribut lagi ketika ada dua perempuan yang dibawa pergi," kata Muhlis.

Dijelaskan Muhlis, saat kejadian ada warga yang melawan dan merusak kaca depan mobil milik LPI. Entah dirusak menggunakan apa, hanya tiba-tiba kaca depan mobil jenis Carry berwarna merah tua itu pecah.

Setelah terjadi keributan, anggota LPI langsung kembali ke arah kota menuju rumah dinas bupati Pamekasan bersama dua perempuan yang diduga PSK. Beberapa warga Desa Ponteh mengejar ke arah rumah dinas Bupati Pamekasan. Namun, karena dihadang ratusan anggota LPI yang membawa pentungan dan kayu, warga enggan masuk ke lokasi pendopo bupati.

Baca juga: Lurah di Pamekasan Dicopot karena Sering Cumbuli Stafnya

Beberapa ulama sudah berada di pendopo. Mereka ditemui Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Pamekasan Mohamad Alwi untuk berdialog tentang penanganan tempat karaoke dan prostitusi. Alwi menegaskan bahwa usaha hiburan yang tidak berizin akan ditutup.

Sementara itu, Ketua LPI Pamekasan Abdul Aziz meminta aparat kepolisian dan Pemkab Pamekasan tegas untuk menutup tempat prostitusi dan tempat hiburan karaoke di Pamekasan. Sebab, pihaknya menemukan adanya praktik maksiat, seperti prostitusi, miras, dan sabu di dalamnya.

"Jika pemkab dan aparat keamanan tidak tegas, LPI se-Madura yang jumlahnya ribuan akan bertindak sendiri," ancam Abdul Aziz.

Kompas TV Massa merasa kasus ini berhenti di tengah jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com