MATARAM, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menilai beras impor belum perlu masuk ke daerah lumbung padi tersebut.
Sebab, stok beras NTB hingga lima bulan ke depan aman. Harga beras di pasaran pun masih di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) NTB, Achmad Makmun mengatakan, ketersediaan beras di 16 gudang Bulog NTB mencapai 25.000 ton.
“Berarti sampai Mei, masih ada stoknya. Saat ini jumlahnya 25.000 ton. Rata-rata salur 4.000 ton, kemudian sisanya untuk cadangan untuk operasi pasar,” kata Makmun, Kamis (18/1/2018).
(Baca juga : Stok Beras Melimpah, Bulog Sulsel Tolak Beras Impor)
Selain itu, NTB akan segera memasuki panen raya. Dari data Dinas Pertanian NTB yang diperolehnya, masa panen masih terus belanjut, dan puncaknya akan terjadi pada Maret. Karena itu pihaknya tidak mengkhawatirkan ketersediaan beras untuk NTB.
Berdasarkan catatan Bulog, dalam 10 tahun terakhir, NTB menjadi 5 daerah terbesar pemasok pangan nasional. Produksi NTB di 2017 lalu surplus, sebanyak 21.000 ton beras. NTB pun berhasil mengirim beras ke Bali dan NTT.
Jumlah ini, sambung dia, di luar data pengiriman pedagang antar pulau. Makmun menyebutkan, tak ada sejarahnya NTB terima impor beras.
Meskipun sekali waktu persediaan terganggu karena NTB terlalu banyak mengirim ke luar daerah saat musim tanam bulan Desember-Januari.
Makmun menilai, impor beras adalah kebijakan pusat untuk menjaga stok beras nasional. Namun itu tidak berpengaruh bagi masyarakat NTB.
Apa yang dikatakan Makmun memang terlihat di sejumlah pasar tradisional di Pulau Lombok, khususnya di Kota Mataram. masyarakat masih bisa menentukan pilihan akan membeli beras jenis apa yang sesuai dengan uang di kantong mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.