Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuang Lewati Sungai dan Lumpur, Pasangan Ini Akhirnya Bisa Menikah

Kompas.com - 18/01/2018, 18:10 WIB

Ijab kabul keduanya dijadwalkan pukul 07.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan acara resepsi pukul 09.00 WIB.

Sang penghulu dari KUA direncanakan datang ke tempat pernikahan lewat jalur alternatif melalui Desa Karang Tengah Suwidak karena jalan utama longsor.

Namun, meski pagi mulai beranjak, sang penghulu dari KUA Kecamatan Wanayasa belum juga datang. Keluarga mulai cemas, pasangan pengantin pun terlihat lebih panik.

Sementara itu, para tamu undangan telah duduk rapi dan menunggu rangkaian acara dimulai.

Komunikasi dengan penghulu sulit dilakukan karena jaringan seluler di desa terpencil itu putus-putus.

Setelah komunikasi dengan penghulu tersambung, mereka berupaya mencari jalan keluar. Ternyata penghulu masih terjebak di Dusun Beji, Desa Karang Tengah.

Kendaraannya tak bisa masuk ke Desa Suwidak karena jalur alternatif via Dusun Beji susah ditaklukkan.

Panitia sempat berupaya menjemput penghulu menggunakan sepeda motor trail yang mampu menembus medan sulit. Namun, hal itu urung dilakukan karena kondisi jalan terjal dan berlumpur.

"Penghulunya masih di Dusun Beji, enggak bisa masuk ke Suwidak. Jalan alternatifnya sulit dijangkau," ujar Endang.

Baca juga: Kerukunan di Desa Keberagaman, Tempat Ibadah Berdekatan dan Pernikahan Beda Agama Sudah Biasa

Hari mulai beranjak siang. Acara pernikahan sudah dipastikan molor. Bagaimanapun, akad nikah yang menjadi inti acara harus tetap dilangsungkan.

Akhirnya sang pengantin memutuskan menjemput penghulu di desa seberang untuk mengesahkan perkawinan mereka.

Acara ijab kabul di rumah terpaksa dipindah ke tempat yang belum diketahui di desa tetangga.

Mulanya pengantin akan diantar menggunakan trail untuk bertemu penghulu di Dusun Beji.

Namun, medan jalan alternatif sejauh sekitar 1,5 kilometer menuju dusun itu becek dan berlumpur.

Jika sampai terpeleset dan jatuh, masalah bagi pengantin akan lebih fatal karena badan sakit hingga kostum pengantin belepotan tanah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com