Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Heran Petani Sulit Mendapat Beras di Daerah Lumbung Padi

Kompas.com - 17/01/2018, 15:08 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat asal Partai Golkar dan Demokrat, Dedi Mulyadi, mengaku heran mengetahui para petani padi kesulitan mendapatkan beras di Indramayu yang dianggap sebagai lumbung beras nasional.

Padahal, kata Dedi, petani di Kabupaten Indramayu merupakan produsen beras berkualitas tinggi yang selama ini beredar di kota-kota besar dengan harga premium alias mahal.

"Kondisi petani atau buruh tani tak dapat beras kualitas di pusat lumbung beras sangat disayangkan. Ini ada pola yang harus diubah. Selama ini petani dari mulai menanam sampai panen dibayar dengan uang. Uang itu dibelikan beras. Kalau bisa memproduksi beras, kenapa harus membeli beras? Petani seharusnya memiliki cadangan beras yang cukup,” jelas Dedi kepada wartawan di kantornya, Rabu (16/1/2018).

Dedi manambahkan, pola kebiasaan penghasilan buruh tani saat panen dan distribusi beras perlu diubah untuk kesejahteraan mereka. Sebelum kebutuhan beras berkualitas di daerah mencukupi, hasil panen jangan dulu dikirim ke kota-kota besar.

Setiap daerah sebagai lumbung beras tentunya harus memiliki cadangan beras berkualitas dulu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya.

"Kalau sekarang itu hasil panen langsung dijual dan dikirim ke pasar induk kota-kota besar. Selama ini kita masih mengabaikan skema ini di daerah penghasil beras," tambah Dedi.

Baca juga : Wabup Karawang: Beras Langka karena Program 3 Kali Tanam yang Dipaksakan

Dengan demikian, jika terpilih di Pilkada Jabar, Dedi akan melakukan penguatan infrastruktur pendukung di seluruh daerah produsen pertanian. Salah satunya adalah membangun lumbung beras di sentra-sentra pertanian setiap daerah di Provinsi Jawa Barat.

"Pertama nanti akan dibangun lumbung beras di daerah-daerah penghasil. Nantinya pemprov dan tiap pemkab akan lebih bersinergi secara bersama-sama," ujar dia.

Sistem irigasi dan asuransi pertanian pun menjadi fokus utama dalam penyelesaian masalah pertanian, sehingga nantinya pemerintah akan terlibat langsung mulai dari proses awal penanaman sampai panen. Kalaupun petani mengalami gagal panen nantinya akan ada perlindungan pemerintah melalui asuransi pertanian.

“Gagasan ini selalu saya informasikan kepada para petani tentang pentingnya asuransi pertanian. Paling penting juga tentang pengoptimalan sistem irigasi pertanian," ungkap dia.

Sementara itu, Bongkin (75), petani asal Desa Balareja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, membenarkan selama ini tak pernah merasakan hasil panen padinya dan kesehariannya mengonsumsi bantuan beras warga miskin (raskin).

"Saya buruh tani, Pak, tapi untuk makan saya dan keluarga sehari-hari saja susah. Sekarang saja saya masih menunggu bantuan beras raskin untuk makan sehari-hari," jelas Bongkin kepada wartawan.

Baca juga : Stok Beras Jatim Aman, Warga Diminta Tidak Panic Buying

Keluh kesah dirinya sebagai buruh tani diungkapkannya langsung kepada Dedi Mulyadi saat hadir memenuhi undangan acara selamatan kepala Desa Balareja, Kabupaten Indramayu. Kakek renta tersebut menghampiri bupati Purwakarta tersebut setelah terpilih secara acak dalam acara pagelaran seni, Selasa (16/1/2018) malam tadi.

Kakek ini mengaku bahwa hasil panen padinya selalu langsung dijual kepada pengepul untuk dikirim ke kota-kota besar. Pembayaran jerih payahnya sebagai petani selalu berupa uang tunai untuk dibelikan kebutuhan sehari-hari keluarganya. Ia pun mengaku penghasilan kecilnya itu tak pernah mencukupi kebutuhan keluarga dari interval waktu panen ke panen selanjutnya.

"Saya dibayarnya pakai uang tunai, Pak. Penghasilan saya kecil sekali dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya," kata dia.

Kompas TV Ada 1.125 ton beras tertampung di Gudang Bulog Saukang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com