Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Cagub Papua JWW-HMS Merasa Dipopulerkan Lewat Isu Ijazah Palsu

Kompas.com - 16/01/2018, 17:43 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis


JAYAPURA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur Provinsi Papua, John Wempi Wetipo (JWW), mengucapkan terima kasih kepada kelompok masyarakat yang melakukan unjuk rasa ke kantor KPU Provinsi Papua dengan membawa isu penggunaan ijazah palsu.

Wempi bercerita, kalau hari ini ada sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan pembela demokrasi, maka lakukanlah dengan cara yang baik, bukan malah membuat aksi yang memecah-belah masyarakat.

“Kalau membela demokrasi, maka dukunglah demokrasi itu berjalan. Sudah ada penyelenggara pemilu, yaitu KPU. Tugasnya jelas, dia harus independen sesuai dengan undang-undang. Ini yang harus kita kawal. Baru dinamakan kita pembela demokrasi,” kata Wempi, Selasa (16/1/2018).

Akan tetapi, Wempi tak mempersoalkan apa yang mereka lakukan. Sebab, masyarakat saat ini tak lagi mudah dipengaruhi dengan isu-isu yang bersifat memanipulasi pikiran masyarakat hanya untuk kepentingan pribadi.

“Kalau sekarang saya dikatakan menggunakan ijazah palsu, mengapa baru kini dipermasalahkan. Padahal, saya sudah 10 tahun menjabat bupati di Kabupaten Jayawijaya. Nah, kenapa selama ini mereka tak bicara,” paparnya.

Wempi merasa demo yang dialamatkan ke KPU oleh orang-orang yang diduga dari kubu sebelah dengan tujuan melakukan intervensi.

“Saya rasa wartawan kenal itu orang-orang yang ada di barisan depan, warna mereka jelas. Tapi, saya mau katakan terima kasih kepada mereka. Daripada saya capek-capek sosialisasi, ternyata ada orang dengan selebaran dan orasi memperkenalkan nama saya. Ada kata-kata baik, yakni semakin orang dizalimi, semakin berkualitas. Semakin dia dizalimi, semakin baik pula orang itu. Terima kasih ya,” ujarnya.

Ia juga tak mempersoalkan aksi demontrasi itu, bahkan tak ingin membalas pantun, yang bisa menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Bahkan, hal itu sudah diinstruksikan kepada massa pendukungnya untuk berdiam diri dan melakukan serangan balasan.

“Kalau mau berbalas-balas pantun, itu mudah. Tapi, bukan begitu cara yang cerdas. Tidak boleh kita membuat kegaduhan. Biarkan rakyat yang tentukan pemimpin yang terbaik itu. Walau, ini bagian dari mereka yang masih berharap ada kotak kosong di Papua,” jelasnya.


Sementara itu, bakal calon wakil gubernur Papua, Habel Melkias Suwae (HMS), menginstruksikan kepada pendukung dan tim relawan agar tak ikut-ikutan melakukan aksi tandingan.

“Biarkan mereka lelah. Karena bapak gubernur (Wempi) adalah orang yang sudah teruji. Sudah 10 tahun mengabdi di Kabupaten Jayawijaya sebagai kepala daerah. Jadi, tak usah dipermasalahkan,” tuturnya.

Adapun Ketua Tim Pemenangan JWW-HMS, Edoardus Kaize, meminta kepada orang-orang yang menyerang JWW dengan isu dugaan ijazah palsu agar direhabilitasi ketika dugaan itu tidak terbukti. Sebab, ini menyangkut nama baik yang bersangkutan.

“Kami telah kumpulkan data. Lalu kami juga akan meminta bukti. Betul atau tidak. Kalau tidak, ya kami minta untuk mengembalikan nama baik bakal calon yang kami usung,” ungkap Edo.

Edo beranggapan, isu-isu yang dimainkan sekelompok orang ini hanya untuk kepentingan politik pribadi. Sebab, mereka menggunakan cara yang tidak profesional dan tidak fair.

“Harusnya kalau mereka curiga, serahkan saja ke KPU, karena KPU tahu caranya. Tapi jika nanti keputusan KPU tidak sesuai harapan pihak terkait, jangan ada reaksi lain,” ujarnya.

Soal demo dugaan penggunaan ijazah palsu, Ketua KPU Provinsi Papua Adam Arisoy menjelaskan, pihaknya mempersilakan siapa saja datang ke kantor KPU jika merasa KPU tidak terbuka kepada publik.

“Tapi tahapan pilkada ini, setelah kami menerima berkas para bakal calon, kalau dibilang ada ijazah palsu, bukan KPU dong didemo? Demolah kepada perguruan tinggi yang kalian rasa itu palsu karena dikeluarkan ada tanda tangan rektor, dekan, dan nomor serinya. Ya, tanyalah ke sana,” ucapnya.

Sehari sebelumnya, ada sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Forum Peduli Demokrasi di Papua mendatangi kantor KPU Provinsi Papua. Mereka menggelar unjuk rasa tentang dugaan ijazah palsu yang digunakan oleh John Wempi Wetipo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com