Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melindungi Pasar Tradisional di Tengah Gempuran Perdagangan Bebas

Kompas.com - 13/01/2018, 12:11 WIB
Labib Zamani

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta terus berupaya melindungi keberadaan pasar tradisional di Solo, Jawa Tengah, di tengah perdagangan bebas. Tak dimungkiri pasar tradisional akan terpinggirkan jika tidak diperhatikan keberadaannya.

"Saat ini memang kita sudah masuk ke era globalisasi dan era perdagangan bebas. Semuanya dilindungi peraturan dan undang-undang. Maka dari itu, bagaimana semua bisa eksis karena masing-masing punya segmen pelanggan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Subagiyo, di Solo, Sabtu (13/1/2018).

Pemkot, lanjut dia, telah memiliki cara untuk melindungi pasar tradisional di tengah gempuran perdagangan bebas. Era globalisasi dan maraknya pasar modern, seperti mal, supermarket, dan penjualan online, menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Alhasil, pasar tradisional yang selama ini oleh sebagian masyarakat dinilai kotor dan lain sebagainya justru akan ditinggalkan.

"Bagaimana kami melakukan perkuatan pasar tradisional itu yang pertama fisik bangunannya. Kami akan menata sedemikian rupa. Direvitalisasi, direhabilitasi, dan ada yang kami pelihara dan kami rawat," ungkapnya.

Kemudian, terkait dengan sumber daya manusia (SDM) atau pedagang pasar tradisional. Untuk meningkatkan kemampuan pedagang dalam mempromosikan dagangannya, Subagiyo mengaku selalu memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat).

"Kami juga mendampingi, melakukan pembinaan kepada pedagang di pasar-pasar tradisional. Sistem penarikan retribusi juga kami perbaiki dengan e-retribusi, kami berikan timbangan elektrik untuk mengukur ulang, dan lainnya," bebernya.

Baca juga: Tiga Hal yang Buat Pasar Tradisional Kalah Bersaing Ritel Modern

Adapun semua yang dilakukan Pemkot tersebut, jelas Subagiyo, dalam rangka untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan pasar tradisional. Sebab, pedagang dan pengunjung yang datang ke pasar sangat banyak.

"Orang yang datang juga perlu dikenalkan dengan event-event promosi. Seperti event promosi niaga, budaya, dan event promosi ekonomi," terang Subagiyo.

Koordinator Komunitas Paguyuban Pasar Gede (Komppag) Solo, Wiharto, mengatakan, untuk mempertahankan keberadaan pasar harus ada daya tarik, baik dari komoditas, nilai jual, jumlah, variasi, maupun kualitas yang ada di pasar tradisional.

"Inilah yang menjadi perhatian teman-teman pedagang. Kami juga melakukan promosi pasar dengan kegiatan, media sosial, dan sebagainya," tutur Wiharto.

Kompas TV Presiden Joko Widodo meresmikan renovasi pasar Tengah di kota Pontianak Kalimantan Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com