Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua P2TP2A Jabar: Kota Layak Anak Tidak Hanya Pencanangan, tapi Harus Selesaikan Masalah

Kompas.com - 13/01/2018, 09:06 WIB
Agie Permadi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com – Berkat taman kota untuk bermain anak, Kota Bandung dianugerahi penghargaan sebagai Kota Layak Anak 2017 pada Juli lalu. Namun, penyematan tersebut bukan berarti Bandung aman bagi anak-anak.

Adanya video porno yang melibatkan anak di bawah umur yang dibuat di suatu hotel di Bandung itu mencoreng penyematan Kota Layak Anak kepada kota kembang ini.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, kota layak anak bukan hanya sekadar pencanangan, melainkan juga harus mengidentifikasi, deteksi dini, dan menyelesaikan permasalahan anak di tengah masyarakat.

Kota layak anak bukan hanya dicanangkan, tapi juga mulai diidentifikasi seperti apa implementasi di tataran yang paling bawah di tengah masyarakat karena kota layak anak ini sebuah program dari deputi tumbuh kembang anak di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI,” jelas Netty di Bandung, Jumat (12/1/2018).

Dengan adanya video porno tersebut, Netty melihat ada beberapa faktor yang membuat orang tua anak tega memerintah dan ikut mengarahkan anaknya untuk melakukan adegan tak senonoh dengan seorang wanita dewasa. Menurut dia, “kemiskinan” menjadi faktor utama dalam pelibatan anak dalam video mesum tersebut.

“Saya melihat mengapa beberapa anak terjerat adalah faktor kemiskinan, kemiskinan pendidikan, nilai, akses, dan sebagainya sehingga membuat si ortu gelap mata dan menjerumuskan anak dalam perilaku yang sangat keji tersebut,” kata Netty.

Baca juga: Wali Kota Siapkan Bekasi Jadi Kota Layak Anak

Menurut dia, kota layak anak ini harus diterjemahkan di lingkungan masyarakat sampai ke bawah. Jika perlu, pencanangan layak anak ini dapat disematkan hingga tataran RW.

“Jadi kota/kabupaten layak anak ini bukan hanya dicanangkan, tapi juga butuh dukungan yang disebutkan, termasuk jenis cluster anak yang banyak sekali, anak jalanan, anak disabilitas, anak menjadi pekerja, dan ini harus dituangkan ke dalam program kota dan kabupaten layak anak,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya berharap, kota/kabupaten layak anak jangan hanya berpuas diri dengan komitmen politik dan kebijakan tataran pemerintah. Sebab, sebelum ada programnya, kota/kabupaten layak anak belum bisa naik ke tingkat berikutnya.

Karenanya, pihaknya mendorong kota dan kabupaten layak anak untuk menerjemahkan layak anak ini ke dalam program dan kegiatan. “Nah, ini tak mudah karena anak adalah produk dari keluarga dan lingkungan sehingga yang jadi sasaran kota layak anak adalah institusi keluarga dan juga instistusi sosial masyarakat,” jelasnya.

Netty meyakini kemiskinan yang menjerat keluarga anak tersebut akan menjadi kemiskinan terstruktur dan berantai. Ketika pasangan orang tua miskin secara pendidikan, agama, dan finansial, maka akan tampak pada pola pengasuhan dan bahasa komunikasi yang digunakan.

“Ortu ikut mengarahkan pada proses rekaman (video porno), ini gambaran kemiskinan ortu terjerumus pada permasalahan sosial yang dampaknya luar biasa,” imbuhnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com