Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Ikut Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Kebanjiran Pesanan Tampil Hibur Warga

Kompas.com - 12/01/2018, 13:20 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat asal Partai Golkar dan Demokrat, Dedi Mulyadi diketahui selama ini memiliki grup seni yang selalu berkeliling pentas di setiap daerah.

Setelah resmi menjadi salah satu bakal kandidat di Pilkada Jabar, grup seni yang dipimpinnya semakin kewalahan memenuhi permintaan warga untuk bisa tampil di acaranya.

“Saya kewalahan sebenarnya sekarang untuk memenuhi undangan yang hajatan. Mulai dari hajat khitanan, nikahan, sampai peresmian kantor," jelas Dedi Mulyadi kepada wartawan di Purwakarta, Jumat (12/1/2018).

Penuhnya jadwal permintaan tampil yang disebut safari budaya tersebut, tambah Dedi, ratusan permintaan warga malah akan membayarnya tunai sebelum tampil sampai sebesar Rp 40 juta per pentas.

Soalnya, selama ini acara pentas tersebut yang telah berjalan sejak tahun 2008 selalu gratis dan tak dipungut biaya untuk penampilannya.

"Sejak dulu saya pentas tak pernah minta pembayaran alias gratis. Saya diberi makan alakadarnya oleh yang punya hajat saja sudah alhamdulillah. Sekarang permintaan banyak banget, malah sampai akan memberi bayaran dengan tarif Rp 40 juta supaya kami bisa tampil," kata Dedi.

Baca juga : Kenapa Setelah Saya Bawa Surat dari Pak Ahok Baru Bilangnya Gitu...

Meski demikian, Dedi dan rombongan sampai sekarang tak mengambil tarif bayaran itu, dan berkeliling pentas sesuai dengan tradisi lama. Pihaknya pun memberikan alasan kepada pemesan bahwa yang meminta tampilnya banyak dan lebih mengutamakan berdasarkan antrean permintaan acara.

"Masih gratis, kita mah hadir tampil di acara itung-itung hadir ke undangan saja," ungkapnya.

Seperti saat pentasnya semalam di acara hajatan salah seorang tokoh masyarakat Untung (56), di Desa Kalihurip, Kecamatan Cikampek, Karawang. Warga berbondong-bondong ke acara hajatan untuk menyaksikan suguhan kesenian dari pagelaran seni yang dipimpin Dedi Mulyadi.

Warga mengenalnya selama ini selain sebagai bupati Purwakarta, juga dikenal sebagai budayawan Sunda dan tokoh Nahdlatul Ulama Purwakarta.

“Kami merasa terhormat, Kang Dedi dan rombongan seninya bersedia memeriahkan acara pernikahan anak kami. Warga juga berdesakan menonton sampai akhir acara ini,” kata dia.

Grup Seni pimpinan Dedi Mulyadi selama ini memiliki anggota sembilan personel. Grup ini biasa menyajikan genre musik etnik khas Sunda lengkap dengan syair dan tarian Asmaul Husna. Sesi hiburannya berupa lawak yang ditampilkan oleh komedian Sunda, Ohang.

Baca juga : Tunggu Tes Kesehatan, Dedi Mulyadi Dicurhati Pasien RS yang Kesal

Salah seorang warga, Kasim (45) yang menonton acara tadi malam mengaku terhibur. Ia diketahui hadir bersama istri dan kedua anaknya. Ia mengaku dalam acara itu bisa menemukan unsur budaya islami dan kepedulian sosial kepada sesama.

“Budaya Sundanya ada, Kang Dedi juga nge-dalang, Kang Ohang dan Kang Aep Bancet jadi wayangnya. Acaranya juga berisi tentang ajaran Islam,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com